The Ascient Man Brownosky




Book Report
The Ascient Man Brownosky Chapter 8th and 9 th


TUGAS KELOMPOK

MATAKULIAH                     : Filsafat Ilmu
DOSEN PENGAMPU         : Dr. Zulkifli Matondang, Msi





OLEH:
1.    Ady Putra                                     (8166172003)
2.    Dian Hidayat Tanjung               (8166172011)
 









PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016







DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................ 1

BAB I  Chapter 8 : The Drive For Power
B.   Pengaruh revolusi Amerika ..................................................... 11
C.   Revolusi Inggris (Revolusi Industri) ....................................... 12
D.   Dampak Sejarah Revolusi Industri pada masyarakat.......... 24
E.   Lahirnya Paham-Paham Baru................................................. 29
F.    Revolusi Perancis ..................................................................... 33
G.   Revolusi Rusia .......................................................................... 37


BAB II Capter 9 : The Ladder of Creation
A.   Teori Evolusi Oleh Charles Darwin......................................... 43
B.   Usaha Putus Asa Neo-Darwinisme........................................ 46
C.   Punctuated Equilibrium............................................................ 47
D.   Catatan Fosil Sejarah Manusia............................................... 50
E.   Asal-usul Manusia dilihat dari Jaman Es Mencair............... 59
F.    Teori asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia.............. 61

Daftar Pustaka .............................................................................................. 66



BAB I
CHAPTER 8 : THE DRIVE FOR POWER

A.           PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI
            Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi indusri telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki manusia, sedangkan paska revolusi industri pembuatan barang-barang menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan paska revolusi industri. Tenaga manusia hanya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin barang-barang yang dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan menghasilkan budaya masyarakat pertanian. Paska revolusi industri, mata pencaharian masyarakat semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri.





B.           SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI
            Berawal di Inggris pada abad ke-18, kemudian merambah seluruh Eropa, Amerika Utara dan akhirnya dunia. Terjadi perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan yang terjadi antara lain pada bidang pertanian, manufaktur, transportasi, pertambangan dan teknologi. Hal tersebut berpengaruh untuk mengubah sosio-ekonomi dan budaya masyarakat. Revolusi Industri merupakan titik balik yang sangat besar dalam sejarah umat manusia. Salah satu yang paling terpengaruh adalah pendapatan rata-rata dari jumlah penduduk yang mengalami kenaikan secara drastis.
            Dalam dua abad berikutnya, pendapatan rata-rata dunia meningkat 10 kali lipat, sementara penduduk dunia naik 6 kali lipat.  Pada era sebelum revolusi industri terjadi, dunia berada pada periode dengan perubahan yang sangat lambat dan nyaris tak terlihat di bidang teknologi dan perdagangan. Beberapa perubahan kecil yang terjadi hanya jumlah produksi per kapita. Perubahan ini hanya berakibat pada meningkatnya populasi penduduk tanpa mengubah standar dan gaya hidup. Ini terjadi di hampir seluruh bagian dunia.
     Pada tahun 1760, dimulailah sejarah revolusi industri, saat itu manusia mulai menggunakan tenaga air, angin dan uap dibandingkan tenaga manusia. Populasi Inggris saat itu sekitar 7 juta jiwa. Pertanda pertama terjadinya revolusi terdapat pada gerakan enclosure yang terjadi sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di tahun 1760 sampai 1832. Gerakan enclosure adalah proses dihentikannya kebiasaan tradisional dalam aktivitas sosial dan ekonomi, seperti menyiangi padang rumput untuk menghasilkan jerami dan mengembalakan ternak di tanah-tanah peternakan.
     Gerakan enclosure sering kali memanfaatkan tanah milik tuan tanah. Tuan tanah akan merawat tanahnya dengan baik, membuat parit di sekitarnya, serta memperkenalkan jenis tanaman baru dan teknik penanaman yang lebih baik. Hal ini menyebabkan meningkatnya produktivitas pertanian dan peternakan. Ini juga membuka cakrwala para petani sehingga mereka berkeinginan untuk pergi ke kota besar dan mengadu nasib. Di waktu yang sama, kanal-kanal mulai dibangun di Inggris yang menjadi pionernya adalah James Brindley. James Brindley membangun sebuah kanal guna membawa batubara dari terowongan Duke di Worsley menuju Kota Munchester. Kanal ini merupakan desain yang luar biasa, James Brindley ingin menghubungkan Munchester dengan Liverpool dalam cara yang lebih berani, dan didalamnya terbentang hamper empat ratus kanal-kanal dalam sebuah jaringan ke seluruh Inggris Raya. Hasilnya, terdapat penurunan ongkos transportasi untuk pengangkutan batu bara, hasil pertanian dan komoditas lainnya.
             Kejadian lain yang juga memicu terjadinya sejarah revolusi indusri adalah Patent Act, yaitu kebijakan pemberian hak paten resmi dari pemerintah kepada para penemu. Pada tahun 1623 Patent Act memicu para penemu untuk bereksperimen menemukan inovasi-inovasi baru di berbagai bidang, karena para penemu ini akan mendapatkan profit dari penemuannya.
            Apapun penyebab besarnya penemuan-penemuan (terutama di bidang pabrik tekstil) mulai dihasilkan oleh para penemu dan ini telah meningkatkan produktivitas pekerja. Beberapa waktu kemudian, tepatnya di tahun 1776. James Watt menciptakan teknologi mesin uap. Mesin uap mampu menghasilkan daya secara lebih efisien di bidang apa pun, ini lantas memicu penemuan berbagai peralatan bermesin.
            Peralatan bermesin inilah yang secara signifikan meningkatkan produksi pabrik-pabrik tekstil. Di bidang lain penggunaan mesin uap mampu merevolusi transportasi massa dan barang dengan diciptakannya jalur kereta api dan kapal api (kapal uap).
             Revolusi Industri terjadi di Inggris dan bukan terjadi di tempat lain, yang perlu kita ketahui adalah sebab-sebab yang menimbulkan revolusi industri itu, penemuan-penemuan yang merupakan langkah penting dalam perkembangannya dan akibat penting dari revolusi itu. Apa yang mendorong mereka untuk melakukan revolusi adalah keyakinan bahwa setiap manusia adalah sebagai manusia atas keselamatan dirinya sendiri. Revolusi industri merupakan perjalanan yang panjang dari perubahan-perubahan yang dimulai sekitar tahun 1760. Ada beberapa faktor yang mendorong revolusi industri terjadi di Inggris, yakni sebagai berikut:
1.            Faktor Geografis
             Letak geografis Inggris yang bersebelahan dengan samudra Atlantik memberikan banyak keuntungan bagi negara ini dan biasanya disebut sebagai “samudra dunia” pada masa itu. Pergeseran pusat kegiatan ekonomi dari Laut Tengah ke daerah pesisir Samudra Atlantik, ke negara Inggris dan Belanda. Pergeseran ini disebabkan karena penemuan jalan menuju benua Amerika dan timbulnya Kerajaan Turki  dibagian timur Laut Tengah. Akibatnya, sejak abad XVIII posisi Inggris yang terletak di Samudra Pasifik memperoleh banyak keuntungan dari segi ekonomi, industri, dan perdagangan yang menyebabkan kemakmuran negara Inggris mulai meningkat karena keuntungan yang diperoleh.
2.            Faktor Modal
     Kemakmuran yang mulai nampak di Inggris pada abad XVIII mulai nampak dan menempatkan negara tersebut memiliki banyak uang (modal). Selain itu, perolehan modal yang melimpah ini juga didapatkan dari tanah jajahan, yakni: emas dari Benggala dan India. Emas yang mengalir dari tanah jajahan merupakan salah satu syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan industri. Investasi modal digunakan untuk memperluas lalulintas jalan-jalan di Inggris yang belum dapat dikatakan baik (jalan berpasir, sempit, pada saat musim panas menjadi jalan yang berdebu dan dalam musim dingin menjadi semacam kubangan). Dan dari pihak swasta ada yang berinisiatif memperbaiki jalan-jalan namun dengan memungut cukai jika orang memakai jalan tersebut.
     Tampilnya kaum borjuis merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan banyak keuntungan. Dengan cara harus meninggalkan cara-cara lama yang tidak memadai maka dicarilah cara-cara baru sebagai upaya untuk meningkatkan usahanya. Misalnya ketika para pemilik pengecor besi mengetahui bahwa mereka tidak dapat melayani permintaan barang yang meningkat karena kekurangan bahan bakar pada masa itu karena masih menggunakan bahan bakar kayu maka dicobalah pemakainan batu bara yang ternyata memiliki hasil lebih baik.
3.            Faktor Sumber Daya Manusia
     Inggris memiliki ilmuwan terkenal yang berhasil mendorong banyaknya penemuan dalam bidang fisika dan teknologi terapan seperti yang ditemukan oleh Thomas Newcomen (1663-1792), ia disebut sebagai penemu pertama mesin uap yang dapat dipakai. Mesin tertua ini hanya dapat dipakai naik turun saja dan dapat digunakan untuk pompa tambang. James Watt orang yang berjasa sebagai pembuka jalan bagi modernisasi pertambangan (1736-1819), penemuan mesin yang ditemukan oleh Thomas Newcomen kemudian disempurnakan oleh James Watt. James Hargreaves dikenal sebagai penemu mesin pintal (...-1778), Richard Arkwright dikenal sebagai penemu mesin tenun(1732-1792), Elie Whitney penemu cotton gin yakni alat yang dapat mengeluarkan biji dari serabut kapas (1765-1825), dan George Stephenson dikenal sebagai pembuat lokomotif dan pada tahun1830, ia berhasil mengendarai besi pertama antara Liverpool dan Manchester dengan kecepatan antara 19-46 km/jam(1781-1840).
Sumber daya manusia ini merupakan salah satu komponen yang penting didalam revolusi industri.
4.            Faktor Sumber Daya Alam
     Inggris memiliki sejumlah potensi daya alam yang menunjang, seperti: besi dan batu bara yang jumlahnya sangat melimpah, disamping tersedianya bahan mentah. Tersedianya sumber bahan mentah ini sebagian didapatkan dari tanah-tanah jajahan yang kemudian diolah menjadi barang jadi oleh mesin-mesin itu. Inggris memiliki armada laut yang sangat tangguh dan armada niaganya sangat besar yang menjamin pengangkutan bahan-bahan mentah dan barang-barang jadi ke dan dari pelabuhan-pelabuhan Inggris dengan lancar dan aman. Para buruhpun tersedia dalam jumlah besar diperuntukkan guna melayani mesin-mesin baru. Tenaga-tenaga buruh itu didapat dari bekas petani kecil korban revolusi Agraria dan banyak juga yang diperoleh dari  pencari kerja yang dahulu mendapat nafkah dari industri rumah tangga yang tidak mampu bersaing dengan industri-industri besar yang mulai bermunculan.

C.           BERBAGAI PENEMUAN PADA SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI
1.            Bidang Tekstil
     Pada 1794, Eli Whitney menemukan gin kapas, sebuah alat yang bisa memisahkan kapas dari bijinya. Dengan pengerjaan yang lebih cepat, pasokan kapas meningkat pesat.
     Kemudian Francis C.Lowell mampu meningkatkan efisiensi dalam pembuatan kain karena proses pemintalan dan penenunan bisa dilakukan secara bersamaan. Hal ini memicu perkembangan indusri tekstil di Inggris.
     Pada 1846 Ellias Howe menciptakan mesin jahit, hal tersebut menyebabkan banyak orang menjahit pakaiannya sendiri di rumah. Industri pabrikan bersaing dengan indusri rumahan.
    
                                                                         
                      
                                        
2.            Bidang Permesinan
     James Watt (Greenock, Skotlandia 19 Januari 1736 – Birmingham,Inggris 19 Agustus 1819) adalah seorang insinyur besar dari Scotlandia,Britania Raya. Ia berhasil menciptakan mesin uap pertama yang efisien. Ternyata mesin uap ini merupakan salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya revolusi indusri, khususnya di Britania dan Eropa pada umumnya. Untuk menghargai jasanya, nama belakangnya yaitu Watt digunakan sebagai nama satuan daya, misalnya daya mesin dan daya listrik.    
     Dalam sejarah revolusi indusri, Elli Whitney terinspirasi suku cadang mesin yang bisa dibongkar pasang. Kemudian, mesin-mesin diubah menjadi mudah dibongkar pasang pula. Bagian standar dibuat oleh mesin, kemudian suku cadangnya bisa dibongkar pasang. Hal tersebut mengurangi biaya pembelian mesin baru saat mesin tersebut rusak karena pemilik tinggal mengganti bagian yang rusaknya saja.

  

3.            Bidang Pertanian
    

John Deere membuat alat bajak pertama yang membantu mempercepat proses pertanian di Midwest. Selain itu, Cyrus McComick membuat mesin pengetam yang membuat proses panen menjadi lebih cepat.


4.            Bidang Komunikasi
    

Ditemukannya mesin telegraf oleh Samuel FB Morse pada 1844 membuat komunikasi antar daerah menjadi lebih efisien.




5.            Bidang Transportasi
     Pembangunan jalan nasional pertama, yaitu Cumberland Road membuat transportasi makin mudah dan mewarnai sejarah revolusi indusri. Selain itu juga, penemuan mesin uap James Watt menginspirasi Robert Fulton membuat kapal uap pertama yang dinamai Clermont. Kapal uap tersebut menaikkan kecepatan kapal-kapal yang melewati sungai. Pembangunan rel kereta di Amerika Serikat setelah masa Perang Sipil juga membantu transportasi bahan-bahan komersil.

                                                    

6.            Bidang Pertambangan
     Mesin uap James Watt memicu penambangan batu bara yang lebih banyak. Makin banyak orang menggunakan mesin uap untuk kapal atau mesin berarti makin banyak batu bara yang dibutuhkan.
     Dan penemu-penemu lain yang masih banyak belum disebutkan, pada zaman revolusi indusri tersebut para cendikiawan berlomba-lomba menemukan alat yang sekiranya dapat memudahkan manusia dalam bekerja dan menghasilkan barang kebutuhan manusia.
7.            Bidang Lainnya
Pierre Caron seorang laki-laki di Perancis sebelum revolusi, membuat sebuah jam yang disukai oleh Ratu Marie Antoinete dan dia juga memiliki bakat music dan literature juga, dan ia terakhir menulis sebuah scenario yang dimainkan operanya “The Marrige Of Figaro”.
Benjamin Franklin membuat sepasang kacamata untuk jarak jauh dan jarak dekat pertama bagi dirinya, dengan memotong lensa separuh sebab ia tidak dapat mengikuti orang perancis di istana kecuali jika ia dapat melihat ekspresi pembicara. Dia juga membuat balon hidrogen pertama di Paris tahun 1783. Dia juga membuat konduktor kilat dan menjelaskan teori dari listrik dengan membantah bahwa semua listrik merupakan salah satu jenis, dan bukan merupakan dua cairan yang berbeda.

D.           DAMPAK SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI PADA MASYARAKAT

    Revolusi industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh negara Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada akhirnya mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut:
1)            Perubahan sistem perekonomian
     Berlangsungnya revolusi industri, memicu pula terjadinya revolusi dalam sistem perekonomian. Sebelum terjadinya revolusi industri, sebagian besar negara lebih banyak menggantungkan perekonomian pada sektor pertanian. Perdagangan yang dilakukan masih sangat terbatas dan dalam skala yang masih kecil. Industri-industri yang berkembang di negara-negara Eropa umumnya masih bersifat industri rumahan yang hanya menghasilkan barang dalam jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang cukup lama. Daerah pemasaran pun masih terbatas dan barang yang dihasilkan hanya didasarkan pada pemesanan saja. Kondisi tersebut berubah dengan cepat setelah terjadinya revolusi industri.
            Meskipun modal yang harus disediakan cukup besar untuk penggunaan mesin mesin baru dan pabrik-pabrik bila dibandingkan dengan alat-alat sederhana dari masa sebelumnya, akan tetapi produksi barang secara besar-besaran akan memberikan kemungkinan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan dan bahkan mampu meningkatkan keuntungan. Berkembanglah industri-industri yang pada akhirnya menarik minat sebagian besar penduduk untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik. Perpindahan profesi tersebut terutama dilakukan oleh para petani penggarap yang tidak memiliki tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan untuk dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka.
            Sejalan dengan revolusi industri, organisasi-organisasi perdagangan yang telah terbentuk sebelumnya seperti EIC, VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan. Pada awalnya perusahaan-perusahaan dagang tersebut merupakan persero dengan tanggung jawab tidak terbatas.
            Revolusi industri memberikan pengaruh terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang tersebut menjadi perusahaan dengan modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab terbatas. Pada perkembangan selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model Trust dan monopoli perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam inilah yang pada akhirnya dapat membangun usaha raksasa yang menjangkau daerah yang sangat luas di dunia, sehingga membentuk jaringan seperti sistem gurita.
            Pasca revolusi industri menyebabkan Inggris muncul menjadi negara indusri terkuat di dunia. Hal ini kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya sehingga lahir apa yang disebut dengan empat besar sebagai negara yang terkuat di dunia dalam bidang ekonomi dan industri, bahkan di dunia politik. Negaranegara tersebut adalah Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Munculnya kekuatan semacam ini seakan-akan membentuk pola ekonomi yang memperlihatkan hubungan pembagian kerja antara negara-negara industri kuat dengan negara di bawahnya. Negara-negara industri tersebut menjadi daerah penghasil utama barang-barang hasil industri, sedangkan negara lainnya menjadi daerah pemasaran barang-barang hasil industri tersebut. Oleh karena itu, terjadi kesenjangan perekonomian, sebab nilai perekonomian lebih banyak dikuasai oleh negara-negara industri tersebut.

2)            Perubahan sistem sosial kemasyarakatan
     Pada fase awal terjadinya revolusi industri timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan masyarakat. Dibukanya industri-industri menimbulkan minat dari masyarakat untuk mengalihkan mata pencahariannya dari bidang pertanian menjadi pekerja industri. Kondisi ini memicu arus urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris, sehingga rakyat dari pedesaan berbondong-bondong pindah ke perkotaan untuk menjadi pekerja di sektor-sektor industri yang berada di perkotaan.
            Tidak semua para urban tersebut berhasil ditampung di industri-industri. Banyak di antara mereka yang akhirnya menjadi pengangguran di perkotaan, sebab mereka tidak mau kembali ke desa asalnya dan tetap bertahan di kota dengan harapan suatu saat akan mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor industri tersebut. Banyaknya para pengangguran di perkotaan memicu tingginya angka kriminalitas. Hal ini disebabkan mereka tetap memerlukan biaya untuk menunjang kebutuhan hidupnya, sementara kondisi mereka tidak memiliki penghasilan karena tidak punya pekerjaan.
            Pada akhirnya mereka tidak segan-segan untuk berbuat kriminal dengan cara mencuri, menodong, dan merampas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, bagi mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan di sector-sektor industri, kehidupannya tidak menjadi lebih baik. Kaum kapitalis seringkali menekan para pekerjanya dengan beban kerja yang tinggi demi tercapainya hasil produksi yang tinggi yang akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak. Hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan hak-hak pekerja yang memadai, upah yang sangat rendah, serta tidak diberikannya jaminan kesehatan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga para buruh. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong terciptanya perkampungan-perkampungan kumuh di perkotaan yang disebabkan ketidakmampuan para buruh untuk membangun rumah tinggal yang lebih layak.
            Kondisi seperti ini juga memicu hadirnya pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak. Upah minim yang diterima oleh para buruh menyebabkan mereka harus mencari penghasilan tambahan guna menutupi biaya hidup. Oleh karena itu, wanita dan anak-anak yang di bawah umur pun turut terjun dalam dunia industri tersebut. Hal ini menimbulkan permasalahan-permasalahan manakala tidak dipenuhinya hak-hak mereka, terutama hak-hak dalam kondisi-kondisi khusus seperti hak bagi wanita hamil ataupun pembedaan waktu kerja bagi pekerja anak-anak.

3)            Lahirnya paham-paham baru
     Berkembangnya revolusi industri mendorong lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai berikut:
a. Kapitalisme
     Kapitalisme adalah paham yang berpendapat bahwa untuk meningkatkan perekonomian, perlu dibangun sektor-sektor industri yang ditunjang dengan modal yang besar. Penguasaan sektor industri tersebut perlu juga didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku dan daerah pemasaran yang luas. Aliran ini berkembang setelah terjadinya revolusi industri dan mencapai puncaknya pada abad ke-19. Para kapitalis ini pada akhirnya mendorong perkembangan ekonomi nasional, sehingga dengan cepat Eropa mencapai taraf perekonomian yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Ketika bangsa bangsa lainnya sedang berada dalam cengkeraman kolonialisme, Eropa pada saat yang sama sedang menikmati kemakmuran yang dihasilkan oleh industrialisasi.
            Selain itu, dalam sistem perekonomian, lahirnya golongan kapitalis ini telah mendorong semakin berkembangnya aliran ekonomi liberal. Para kapitalis menuntut agar pemerintah tidak ikut campur tangan terlalu besar dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian sepenuhnya diserahkan pada pasar, sehingga akan menggantungkan pada sistem penawaran dan permintaan. Dengan demikian, perekonomian akan dikendalikan oleh golongan-golongan kapitalis tersebut.

b. Sosialisme
     Lahirnya paham sosialisme disebabkan oleh terjadinya kondisi buruk dalam kehidupan sosial kemasyarakatan setelah terjadinya revolusi industri. Aliran sosialisme sangat menentang hadirnya para kapitalis yang dianggap membawa kesengsaraan bagi rakyat. Para penganut sosialis memimpikan terbangunnya suatu masyarakat tanpa kelas, sehingga semua manusia dapat menikmati kesejahteraan secara bersama.
            Perkembangan sosialisme untuk pertama kalinya lahir di Inggris dengan tokohnya adalah Robert Owen (1771-1858). Pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme dikembangkannya melalui bukunya yang berjudul A View of Society, an Essay on the Formation of Human Character. Tokoh sosialisme lainnya adalah Saint Simon (1760-1825) yang mengemukakan pentingnya peranan kelas pekerja dalam membentuk masyarakat industri.
            Paham sosialisme yang bisa diterima oleh kaum kapitalis adalah paham sosalisme yang dikembangkan oleh Pierre Joseph Proudhon (1809-1865). Pandangannya tentang sosialisme yang tertuang dalam karyanya yang berjudul Philosophi de la Misere mengungkapkan pentingnya pembagian hak milik antara individu secara sukarela dan merata tanpa adanya pemaksaan dari pihak manapun termasuk negara.
            Sementara paham sosialisme radikal dikembangkan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels. Das Kapital yang merupakan karya dari Marx mendengungkan perlunya perjuangan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Sementara itu, Engels sering mendengungkan semboyan kaum proletar sedunia, bersatulah. Pada akhirnya pemikiran dari tokoh-tokoh sosialisme radikal ini mendorong timbulnya gejolak-gejolak penentangan perluasan kaum kapitalis dan menginginkan terwujudnya masyarakat tanpa kelas. Bahkan gerakan-gerakan ini pada akhirnya diarahkan untuk mewujudkan suatu Negara yang masyarakatnya tanpa kelas seperti yang terjadi pada revolusi Oktober Rusia 1917. Sosialisme radikal pada akhirnya lebih cenderung bersifat komunis.

4)            Timbulnya imperialisme modern
     Pada awalnya imperialisme dan kolonialisme dikembangkan dengan semangat penaklukan dan kejayaan, bahkan semangat untuk menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi industri, paradigma imperialisme berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu pada industrialisasi. Daerah-daerah jajahan diperlukan sebagai tempat bagi tersedianya sumber bahan baku yang diperlukan oleh industri. Setelah itu daerah jajahan dijadikan pula sebagai tempat memasarkan hasil-hasil industrinya.
     Pada perkembangan selanjutnya, imperialisme modern melirik tanah jajahan sebagai tempat penanaman modal (investasi). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberdayakan tanah jajahan, sehingga negara imperialis dapat meningkatkan pendapatan dari bidang industrialisasi yang berkembang di tanah jajahan. Pasca terjadinya revolusi industri, terjadi ledakan penduduk yang cukup hebat di Eropa. Ledakan penduduk tersebut menyebabkan semakin sesaknya daerah-daerah perkotaan di Eropa. Hal ini pada akhirnya mendorong Negara negara Eropa untuk memindahkan kelebihan penduduk tersebut ke tanah jajahan.
            Antara tahun 1815-1914 terjadi arus migrasi sekitar 60 juta penduduk Eropa ke berbagai negara-negara jajahan di dunia.

     Revolusi indusri berdampak besar pada perubahan social yang terjadi sekitar abad ke-18 sampai abad ke-19. Perubahan hampir terjadi di semua bidang, melalui penemuan baru, peraturan baru dan sistem ekonomi baru.
     Sebagai akibat dari banyaknya penemuan baru (mesin uap, lokomotif, perkakas tenun bermesin), jumlah produksi dan cara mentransportasikan komoditas berubah tajam. Dengan berbagai mesin mekanis, banyak pabrik bisa berdiri dan mereka bisa memproduksi banyak komoditas, yang sebelumnya belum pernah terjadi saat menggunakan tenaga manusia saat itu. Pabrik-pabrik baru dibangun di perkotaan, menyebabkan arus urbannisasi besar-besaran masyarakat pedesaan ke kota.
     Dalam sejarah revolusi indusri, dengan meningkatnya jumlah komoditas, ekonomi mulai menggelora. Satu-satunya cara untuk revolusi indusri terus berlangsung adalah dengan adanya pemberi dana atau investor. Hal ini memicu dibentuknya Bank dan system perbankan untuk membantu pengaturan dan penanganan aliran dana. Di tahun 1800, sudah terdapat sekitar 70 Bank di London. Karena harga mesin dan pabrik semakin menanjak, orang-orang yang memiliki modal menjadi penting keberadaannya.
     Pada masa sebelum revolusi industri terjadi, anak-anak biasanya mempelajari keahlian hidup dan belajar bedagang dari ayahnya, lalu mereka akan membuka usahanya sendiri asal sudah berusia 20-an. Namun di masa revolusi industri, ini tidak lagi terjadi. Pada revolusi indusri, anak-anak tidak diajak berdagang melainkan dijadikan buruh tetap di pabrik penenunan dan pemintalan kain. Mereka mendapat upah atas kerja kasar mereka.
     Pabrik biasanya menyuruh anak-anak membersihkan cerobong asap. Meski terlihat berbahaya dan tidak pantas, hal ini lazim dilakukan pada masa itu. Sehingga akhirnya seorang Lord yang bernama Lord Ashley yang merasa hal ini keterlaluan, ia mengepalai tindakan advokasi untuk mengubah cara membersihkan cerobong asap dan membuat peraturan terkait hal ini.
 
    

Dalam sejarah revolusi industri, pabrik-pabrik banyak dikritik karena memberlakukan jam kerja yang panjang, perlakuan tercela pada buruh, dan pemberian upah yang rendah. Anak-anak usia 5-6 tahun dipaksa bekerja 12 – 16 jam per hari dan diberi upah 4 shiling per minggu.


     Setelah memahami permasalahan pekerja anak, bidang dewan parlemen inggris menetapkan 3 undang-undang baru untuk membantu mengatur penggunaan tenaga anak-anak sebagai buruh. Inilah ketiga undang-undang tersebut :
1.            Undang-Undang Pengatursan Pabrik Katun (Cotton Factories Regulation Act) pada tahun 1819. Berisi peraturan untuk mempekerjakan anak di atas 9 tahun dan memberikan jam kerja maksimal 12 jam per hari.
2.            Peraturan Hukum Pekerja Anak ( Regulation Of Child Labor Law ) pada tahun 1833. Berisi aturan tentang dipekerjakannya pengawas yang tugasnya mengawasi pabrik-pabrik terkait peraturan pekerja anak dan membuat pabrik mengaplikasikan peraturan tersebut sepenuhnya.
3.            Peratuan Jam Kerja ( Ten Hours Bill ) pada tahun 1847. Berisi peraturan yang menetapkan jam kerja maksimal 10 jam per hari untuk perempuan dan anak-anak.
Peta Konsep Terjadinya Revolusi Industri

PerkPerkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
PP      Muncul berbagai Penemuan
REVOLUSI INDUSTRI
Kapitalisme
Sosialisme
Imperialisme
Kolonialisme
Perubahan
Teknologi
Sosial
Ekonomi
Pemikiran Modern
Aliran-aliran baru
 



























BAB II
CHAPTER 9 : THE LADDER OF CREATION

Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafatfilsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke19. Seperti telah disebutkan sebelumnya, paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor - faktor materi.
Karena menolak penciptaan,pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup ataupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan sebuah kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraturan. Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini , memunculkan "teori evolusi" dipertengahan abad ke19.

A. TEORI EVOLUSI OLEH CHARLES DARWIN
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan makhluk hidup.Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S.Beagle,yang berangkat dari Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunias elama lima tahun.
Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup,terutama jenisjenis burung finch tertentu di kepulauan Galapagos.  Darwin mengira bahwa variasi pada paruh burungburung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat.
Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari  nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam. 
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apapun ; tetapi ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan para ahli bilogi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individuindividu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik , akan menurunkan sifatsifat mereka kepada generasi berikutnya. 
Sifatsifat yang menguntungkan ini lamakelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya.  Dimana asal usul "sifatsifat yang menguntungkan" ini belum diketahui pada waktu itu.
Menurut  Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini "evolusi melalui seleksi alam". Ia mengira telah menemukan "asal usul spesies" :suatu spesies berasal dari spesies lain. Ia mempublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species ,By Means of Natural Selection pada tahun 1859. 
Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah.Ia mengakui ini dalam bukunya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitan- kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organorgan rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuanpenemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut. 
Saat menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Perancis, Lamarck.  Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang “pewarisan sifat-sifat yang diperoleh” sebagai faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Namun Darwin dan Lamarck telah keliru, sebab pada masa mereka, kehidupan hanya dapat dipelajari dengan teknologi yang sangat primitif dan pada tahap yang sangat tidak memadai. Bidang-bidang ilmu pengetahuan seperti genetika dan biokimia belum ada sekalipun hanya nama. Karenanya, teori mereka harus bergantung sepenuhnya pada kekuatan imajinasi
Seorang ahli fisika Amerika, Lipson, mengomentari "kesulitankesulitan" Darwin tersebut: Ketika membaca The Origin of Species, Lipson mendapati bahwa Darwin sendiri tidak seyakin yang sering dikatakan orang tentangnya; bab "Difficulties of the Theory" misalnya, menunjukkan keraguraguannya yang cukup besar.
Di saat gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel. menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika.  Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Darwin. Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah.



B. Usaha Putus Asa Neo-Darwinisme

Teori Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang ditemukan pada perempat pertama abad ke-20. Meskipun demikian, sekelompok ilmuwan yang bertekad bulat tetap setia kepada Darwin berusaha mencari jalan keluar. Mereka berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Geological Society of America pada tahun 1941. Ahli genetika seperti G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli zoologi seperti Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi seperti George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis seperti Ronald Fisher dan Sewall Right, setelah pembicaraan panjang akhirnya menyetujui cara-cara untuk “menambal sulam” Darwinisme.
Kader-kader ini berfokus kepada pertanyaan tentang asal usul variasi menguntungkan yang diasumsikan menjadi penyebab makhluk hidup berevolusi sebuah masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin sendiri dan dielakkan dengan bergantung pada teori Lamarck. Gagasan mereka kali ini adalah “mutasi acak” (random mutations). Mereka menamakan teori baru ini “Teori Evolusi Sintetis Modern” (The Modern Synthetic Evolution Theory), yang dirumuskan dengan menambahkan konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Dalam waktu singkat, teori ini dikenal sebagai “neo-Darwinisme” dan mereka yang mengemukakannya disebut “neo-Darwinis”.
Beberapa dekade berikutnya menjadi era perjuangan berat untuk membuktikan kebenaran neo-Darwinisme. Telah diketahui bahwa mutasi — atau “kecelakaan” — yang terjadi pada gen-gen makhluk hidup selalu membahayakan. Neo-Darwinis berupaya memberikan contoh “mutasi yang menguntungkan” dengan melakukan ribuan eksperimen mutasi. Akan tetapi semua upaya mereka berakhir dengan kegagalan total.
Mereka juga berupaya membuktikan bahwa makhluk hidup pertama muncul secara kebetulan di bawah kondisi-kondisi bumi primitif, seperti yang diasumsikan teori tersebut. Akan tetapi eksperimen-eksperimen ini pun menemui kegagalan. Setiap eksperimen yang bertujuan membuktikan bahwa kehidupan dapat dimunculkan secara kebetulan telah gagal. Perhitungan probabilitas membuktikan bahwa tidak ada satu pun protein, yang merupakan molekul penyusun kehidupan, dapat muncul secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang tercanggih sekalipun.
Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun “bentuk-bentuk transisi” yang diasumsikan teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Neo-Darwinisme memang tidak pernah menjadi teori ilmiah, tapi merupakan sebuah dogma ideologis kalau tidak bisa disebut sebagai semacam "agama". Oleh karena itu, pendukung teori evolusi masih saja mempertahankannya meskipun bukti-bukti berbicara lain. Tetapi ada satu hal yang mereka sendiri tidak sependapat, yaitu model evolusi mana yang “benar” dari sekian banyak model yang diajukan. Salah satu hal terpenting dari model-model tersebut adalah sebuah skenario fantastis yang disebut “punctuated equilibrium”.

C. Punctuated  Equilibrium
Sebagian besar ilmuwan yang mempercayai evolusi menerima teori neo-Darwinis bahwa evolusi terjadi secara perlahan dan bertahap. Pada beberapa dekade terakhir ini, telah dikemukakan sebuah model lain yang
dinamakan “punctuated equilibrium”. Model ini menolak gagasan Darwin tentang evolusi yang terjadi secara kumulatif dan sedikit demi sedikit. Sebaliknya, model ini menyatakan evolusi terjadi dalam “loncatan” besar yang diskontinu.
Pembela fanatik pendapat ini pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an. Awalnya, dua orang ahli paleontologi Amerika, Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould, sangat sadar bahwa pernyataan neo-Darwinis telah diruntuhkan secara absolut oleh catatan fosil. Fosil-fosil telah membuktikan bahwa makhluk hidup tidak berasal dari evolusi bertahap, tetapi muncul tiba-tiba dan sudah terbentuk sepenuhnya. Hingga sekarang neo-Darwin senantiasa berharap bahwa bentuk peralihan yang hilang suatu hari akan ditemukan. Eldredge dan Gould menyadari bahwa harapan ini tidak berdasar, namun di sisi lain mereka tetap tidak mampu meninggalkan dogma evolusi. Karena itulah akhirnya mereka mengemukakan sebuah model baru yang disebut punctuated equilibrium tadi. Inilah model yang menyatakan bahwa evolusi tidak terjadi sebagai hasil dari variasi minor,namun dalam per-ubahan besar dan tiba-tiba.
Model ini hanya sebuah khayalan. Sebagai contoh, O.H. Shindewolf, seorang ahli paleontologi dari Eropa yang merintis jalan bagi Eldredge dan Gould, menyatakan bahwa burung pertama muncul dari sebutir telur reptil, sebagai “mutasi besar-besaran” (gross mutation), yakni akibat “kecelakaan” besar yang terjadi pada struktur gen.  Menurut teori tersebut, seekor binatang darat dapat menjadi paus raksasa setelah mengalami perubahan menyeluruh secara tiba-tiba. Pernyataan yang sama sekali bertentangan dengan hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia ini, sama ilmiahnya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran. 
Dalam ketidakberdayaan karena pandangan neo-Darwin  terpuruk dalam krisis, sejumlah ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.  Satu-satunya tujuan model ini adalah memberikan penjelasan untuk mengisi celah dalam catatan fosil yang tidak dapat dijelaskan model neo-Darwinis. Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam evolusi  burung dengan pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari sebutir telur reptil” sama sekali tidak rasional.
Sebagaimana diakui oleh evolusionis sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan. Akan tetapi, tidak ada mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi baru padanya. Mutasi hanya merusak informasi genetis. Dengan demikian, “mutasi besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.  Lebih jauh lagi, model punctuated equilibrium runtuh sejak pertama kali muncul karena ketidakmampuannya menjawab pertanyaan tentang asal usul kehidupan; pertanyaan serupa yang menggugurkan model neo-Darwin sejak awal. Karena tidak satu protein pun yang muncul secara kebetulan, perdebatan mengenai apakah organisme yang terdiri dari milyaran protein mengalami proses evolusi secara “tiba-tiba” atau “bertahap” tidak masuk akal.
Kendati demikian, neo-Darwinisme masih menjadi model yang terlintas dalam pikiran ketika “evolusi” menjadi pokok perbincangan dewasa ini. Mekanisme rekaan model neo-Darwinis, kemudian memeriksa catatan fosil untuk menguji model ini. Menurut Lamarck, hasil dari evolusi Darwin diperoleh beberapa bahwa    (1) saat menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya,terutama seorang ahli biologi Perancis,Lamarck, (2) makhluk hidup mewariskan ciriciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi.
Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperolehmakanan.  Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang "pewarisan sifatsifat yang diperoleh "sebagai faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Sejak abad ke6 ,para ahli sudah mencoba mengemukakan pendapatnya tentang alam. 
Beberapa pandangan teori evolusi menurut beberapa ahli sebagai berikut: 
1.    Erasmus Darwin, menyatakan bahwa makhluk hidup berawal dari asal mula yang sama dan respon fungsional di wariskan kepada keturunannya. 
2.    Count de Buffon, menyatakan bahwa variasi kecil yang terjadi karena pengaruh lingkungan diwariskan pada keturunannya sehingga terjadi penimbunan variasi.
3.    George Cuvier,menyatakan bahwa setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda.
4.    Jean Baptist de Lamarck, mengemukakan teori evolusi yang dikenal dengan “Ussed and Disused”. Lamarck mengemukakan teori evolusi dengan 2 ajarannya itu sebagai berikut:
a.    bahwa organ tubuh makhluk hidup yang digunakan akan berkembang, sedangkan yang tidak digunakan akan menyusut.
b.    perbedaan sifat yang diperoleh dari pengaruh lingkungan diwariskan kepada keturunannya. 
A.Weisman,melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus sampai 20 generasi,ternyata generasi ke 21 tetap berekor panjang. Dari hasil percobaan ini Weisman membantah membantah teori Lamarck dan menyatakan bahwa evolusi adalah seleksi alam terhadap faktor genetik.
baru. 

D. CATATAN FOSIL SEJARAH MANUSIA
Catatan fosil mengisyaratkan kepada kita bahwa sepanjang sejarah, manusia tetap manusia, dan kera tetap kera. Sebagian fosil yang dinyatakan evolusionis sebagai nenek moyang manusia berasal dari ras manusia yang hidup hingga akhir-akhir ini sekitar 10.000 tahun lalu dan kemudian menghilang. Selain itu, banyak orang masa kini memiliki penampilan dan karakteristik fisik yang sama dengan ras-ras manusia yang punah, yang dinyatakan evolusionis sebagai nenek moyang manusia. Semua ini adalah bukti nyata bahwa manusia tidak pernah mengalami proses evolusi sepanjang sejarah.  Bukti terpenting adalah perbedaan anatomis yang besar antara kera dan manusia, dan tidak satu pun diantara perbedaan tersebut muncul melalui proses evolusi. “Bipedalitas” (kemampuan berjalan dengan dua kaki) adalah salah satu di antaranya. Seperti yang akan diuraikan lebih lanjut, bipedalitas hanya terdapat pada manusia dan merupakan salah satu sifat terpenting yang membedakan manusia dengan hewan.

Silsilah Imajiner Manusia
Darwinis menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk serupa kera. Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi”  antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat empat “kategori” dasar:
1.    Australopithecus
Evolusionis menyebut nenek moyang pertama manusia dan kera sebagai “Australopithecus”, yang berarti “Kera Afrika Selatan”. Australopithecus hanyalah spesies kera kuno yang telah punah, dan memiliki beragam tipe. Sebagian berperawakan tegap, dan sebagian lain bertubuh kecil dan ramping.
Australopithecus, kategori pertama, berarti “kera dari selatan”. Makhluk ini diduga pertama kali muncul di Afrika sekitar 4 juta tahun lalu dan hidup hingga 1 juta tahun lalu. Australopithecus memiliki beberapa kelas. Evolusionis berasumsi bahwa spesies Australopithecus tertua adalah A. afarensis. Setelah itu muncul A.  Africanus, yang memiliki kerangka lebih ramping, dan kemudian A. robustus, yang memiliki kerangka relatif lebih besar. Sedangkan untuk A. boisei, sejumlah peneliti menganggapnya spesies yang berbeda dan sebagian lagi menggolongkannya dalam sub spesies dari A. robustus. Semua spesies Australopithecus adalah kera yang sudah punah dan menyerupai kera masa kini. Ukuran tengkorak mereka sama atau lebih kecil dari simpanse yang hidup di masa sekarang. Terdapat bagian menonjol pada tangan dan kaki mereka yang digunakan untuk memanjat pohon seperti simpanse zaman sekarang, dan kaki mereka memiliki kemampuan menggenggam dahan. Mereka bertubuh pendek (maksimum 130 cm) dan seperti simpanse masa kini, Australopithecus jantan lebih besar dari Australopithecus betina. Sekian banyak karakteristik seperti detail pada tengkorak, kedekatan kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang, lengan yang panjang, kaki yang pendek, merupakan bukti bahwa makhluk hidup ini tidak berbeda dengan kera zaman sekarang. Evolusionis menyatakan bahwa meskipun Australopithecus memiliki anatomi kera, mereka berjalan dengan tegak seperti manusia dan bukan seperti kera.
Pernyataan “berjalan tegak” ini ternyata telah dipertahankan selama puluhan tahun oleh sejumlah ahli paleoantropologi seperti Richard Leakey dan Donald C. Johanson. Namun, banyak ilmuwan telah melakukan penelitian pada struktur kerangka Australopithecus dan membuktikan ketidakabsahan argumentasi tersebut.
Penelitian menyeluruh pada beragam spesimen Australopithecus oleh dua ahli anatomi kelas dunia dari Inggris dan Amerika Serikat, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, menunjukkan bahwa makhluk ini tidak bipedal dan bergerak seperti kera masa kini. Setelah mempelajari fosil-fosil ini selama 15 tahun dengan segala perlengkapan yang diberikan pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan 5 orang spesialis sampai pada kesimpulan bahwa Australopithecus hanya spesies kera biasa dan pasti tidak bipedal.  Zuckerman sendiri adalah seorang evolusionis.2 Begitu pula Charles E. Oxnard, evolusionis yang terkenal dengan penelitiannya pada subjek tersebut, menyamakan struktur kerangka Australopithecus dengan milik orang utan modern.3 Akhirnya, pada tahun 1994, sebuah tim dari Universitas Liverpool Inggris melakukan riset menyeluruh untuk mencapai suatu kesimpulan yang pasti. Mereka berkesimpulan bahwa “Australopithecus adalah kuadripedal”.
Singkatnya, Australopithecus tidak memiliki kekerabatan dengan manusia dan mereka hanyalah spesies kera yang telah punah.

2.    Homo habilis atau kera yang dinyatakan sebagai manusia
Kemiripan struktur kerangka dan tengkorak Australopithecus dengan simpanse, dan penolakan terhadap pernyataan bahwa makhluk ini berjalan tegak, telah sangat menyulitkan ahli paleoantropologi pro evolusi.  Karena, menurut skema evolusi rekaan mereka, Homo erectus muncul setelah Australopithecus. Karena awalan  kata “homo” berarti “manusia”, maka Homo erectus tergolong kelas manusia berkerangka tegak. Ukuran tengkoraknya dua kali lebih besar dari Australopithecus. Peralihan lang-sung dari Australopithecus, yakni seekor kera mirip simpanse, ke Homo erectus yang berkerangka sama dengan manusia modern, adalah mustahil bahkan menurut teori mereka sendiri. Jadi, diperlukan “mata rantai”, yakni “bentuk transisi”. Dan konsep Homo habilis muncul untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pengelompokan Homo habilis diajukan pada tahun 1960-an oleh Keluarga Leakey, sebuah keluarga “pemburu fosil”. Menurut Leakey, spesies baru yang mereka kelompokkan sebagai Homo habilis memiliki kapasitas tengkorak relatif besar, kemampuan berjalan tegak dan menggunakan peralatan dari batu dan kayu.  Karena itu, mungkin saja ia adalah nenek moyang manusia.  Fosil-fosil baru dari spesies yang sama ditemukan pada akhir tahun 1980-an, dan mengubah total
pandangan ini. Sejumlah peneliti seperti Ber-nard Wood dan C. Loring Brace, berdasarkan fosil-fosil baru tersebut mengatakan bahwa Homo habilis, yang berarti “manusia yang mampu menggunakan alat” seharusnya digolongkan sebagai Australopithecus habilis yang berarti “kera Afrika Selatan yang mampu menggunakan alat”, karena Homo habilis memiliki banyak kesamaan ciri dengan kera Australopithecus. Ia memiliki lengan yang panjang, kaki yang pendek dan struktur kerangka mirip kera seperti Australopithecus. Jari tangan dan jari
kakinya cocok untuk memanjat. Struktur tulang rahangnya sangat mirip dengan rahang kera masa sekarang. Rata-rata kapasitas tengkoraknya yang 600 cc juga mengindikasi fakta bahwa Homo habilis adalah kera. Singkatnya, Homo habilis, yang diklaim sebagai spesies berbeda oleh se-jumlah evolusionis, ternyata merupakan spesies kera seperti semua Australopithecus yang lain. Penelitian yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya benar-benar menunjukkan bahwa Homo habilis tidak berbeda dengan Australopithecus. Fosil tengkorak dan kerangka OH26 yang ditemukan Tim White menunjukkan bahwa spesies ini memiliki kapasitas tengkorak kecil, lengan panjang serta kaki pendek yang memungkinkannya memanjat pohon; tidak berbeda dengan kera modern.
Analisis terperinci yang dilakukan ahli antropologi Amerika, Holly Smith, pada tahun 1994 menunjukkan bahwa Homo habilis bukan “homo”, atau “manusia”, melainkan “kera”.  Mengenai analisis yang dilakukannya terhadap gigi-gigi Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus dan Homo neandertalensis, Smith menyatakan :
Dengan membatasi analisis hanya pada spesimen-spesimen yang memenuhi kriteria ini, pola perkembangan gigi Australopithecus dan Homo habilis menunjukkan bahwa mereka sekelompok dengan kera
Afrika. Sedangkan Homo erectus dan Neandertal diklasifikasikan dengan manusia.  Tahun itu juga, tiga spesialis anatomi, Fred Spoor, Bernard Wood dan Frans Zonneveld, menarik kesimpulan serupa melalui metode yang sama sekali berbeda.
Metode ini berdasarkan analisis perbandingan saluran setengah lingkaran pada telinga bagian dalam milik manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Saluran ini berbeda jauh antara manusia yang berjalan tegak, dengan kera yang berjalan membungkuk. Saluran telinga bagian dalam pada semua Australopithecus serta spesimen Homo habilis yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld, sama seperti pada kera modern. Saluran telinga bagian dalam pada Homo erectus sama dengan pada manusia modern.


Temuan ini membuahkan dua hasil penting:
a.    Fosil-fosil yang dikatakan sebagai Homo habilis sebenarnya tidak termasuk kelas “homo”, atau manusia, tetapi kelas Australopithecus, atau kera.
b.    Baik Homo habilis maupun Australopithecus adalah makhluk hidup yang berjalan membungkuk, dan karenanya memiliki kerangka kera. Mereka tidak memiliki hubungan apa pun dengan manusia.

3.    Homo Rudolfensis: Susunan Wajah yang Salah
Homo Rudolfensis adalah nama yang diberikan kepada beberapa bagian fosil yang ditemukan pada tahun 1972. Kelompok yang diwakili fosil ini juga dinamai Homo rudolfensis karena ditemukan di dekat Sungai Rudolf di Kenya. Mayoritas ahli paleoantropologi menyetujui bahwa fosil-fosil ini tidak berasal dari spesies yang berbeda, melainkan termasuk Homo habilis. Richard Leakey, penemu fosil tersebut, memperkenalkan tengkorak yang dinamai “KNM-ER 1470” dan dinyatakan berusia 2,8 juta tahun itu sebagai penemuan terbesar dalam sejarah antropologi dan berpengaruh luas. Menurut Leakey, makhluk berukuran tengkorak kecil seperti Australopithecus namun berwajah manusia tersebut adalah mata rantai yang hilang antara Australopithecus dan manusia. Akan tetapi, tidak berapa lama kemudian diketahui bahwa wajah mirip manusia dari tengkorak KNM-ER 1470 yang sering tampil pada sampul depan majalah-majalah ilmiah adalah hasil penggabungan fragmen-fragmen tengkorak secara keliru yang mungkin dilakukan dengan sengaja. Prof. Tim Bromage, pengkaji anatomi wajah manusia, menjelaskan kenyataan yang diungkapkannya dengan bantuan simulasi komputer ini pada tahun 1992. 
Ketika KNM-ER 1470 pertama kali direkonstruksi, wajahnya dilekatkan pada tengkorak dalam posisi hampir vertikal, sangat menyerupai wajah datar manusia modern. Akan tetapi penelitian baru-baru ini mengenai hubungan-hubungan anatomis menunjukkan bahwa pada masa hidupnya wajah itu seharusnya sangat menonjol, memunculkan aspek mirip kera, agak mirip dengan wajah Australopithecus.
4.    Homo erectus dan setelahnya Manusia
Menurut skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut: pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern. Akan tetapi, semua klasifikasi ini ternyata hanya ras-ras asli manusia. Perbedaan di antara mereka tidak lebih dari perbedaan antara orang Inuit (eskimo) dengan negro atau antara pigmi dengan orang Eropa.
Mari kita terlebih dulu mengkaji Homo erectus, yang dikatakan sebagai spesies manusia paling primitif.  Kata “erect” berarti “tegak”, maka “Homo erectus” berarti “manusia yang berjalan tegak”. Evolusionis harus memisahkan manusia-manusia ini dari yang sebelumnya dengan menambahkan ciri “tegak”, sebab semua fosil Homo erectus bertubuh tegak, tidak seperti spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Jadi, tidak terdapat perbedaan antara kerangka manusia modern dan Homo erectus. Alasan utama evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai “primitif” adalah ukuran tengkoraknya (900-1100 cc) yang lebih kecil dari rata-rata manusia modern, dan tonjolan alisnya yang tebal. Namun, banyak manusia yang hidup di dunia sekarang memiliki volume tengkorak sama dengan Homo erectus (misalnya suku Pigmi) dan ada beberapa ras yang memiliki alis menonjol (seperti suku Aborigin Australia).
Sudah menjadi fakta yang disepakati bersama bahwa perbedaan ukuran tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan kecerdasan atau kemampuan. Kecerdasan bergantung pada organisasi internal otak,
dan bukan pada volumenya.
Fosil yang telah menjadikan Homo erectus terkenal di dunia adalah fosil Manusia Peking dan Manusia Jawa yang ditemukan di Asia. Akan tetapi, akhirnya diketahui bahwa dua fosil ini tidak bisa diandalkan.  Manusia Peking terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari plester untuk menggantikan bagian asli yang hilang. Sedangkan Manusia Jawa “tersusun” dari fragmen-fragmen tengkorak, ditambah dengan tulang panggul yang ditemukan beberapa meter darinya, tanpa indikasi bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari satu makhluk hidup yang sama. Itu sebabnya fosil Homo erectus yang ditemukan di Afrika menjadi lebih penting.
Spesimen Homo erectus paling terkenal dari Afrika adalah fosil “Narikotome homo erectus” atau “Anak Lelaki Turkana”, yang ditemukan dekat danau Turkana, Kenya. Dipastikan bahwa fosil tersebut milik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia modern. Mengenai ini, seorang ahli paleoantropologi Amerika, Alan Walker, meragukan kemampuan ahli patologi kebanyakan untuk membedakan kerangka fosil tersebut dengan kerangka manusia modern.”12 Tentang tengkorak tersebut, Walker berkata bahwa “tengkorak itu tampak sangat mirip dengan Neandertal”.13 Seperti yang akan kita temukan pada bab berikutnya, Neandertal adalah ras manusia modern. Jadi, Homo erectus adalah ras manusia modern juga. Bahkan evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan manusia modern tidak lebih dari variasi ras:
Perbedaan bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah, kekokohan dahi dan sebagainya akan terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah
secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi saling terpisah secara geografis   untuk kurun waktu yang lama.
Prof. William Laughlin dari Universitas Connecticut melakukan pengujian anatomi menyeluruh terhadap orang-orang Inuit dan orang-orang yang hidup di kepulauan Aleut. Ia mendapati mereka sangat mirip dengan Homo erectus. Laughlin berkesimpulan bahwa semua ras ini ternyata ras-ras yang bervariasi dari Homo sapiens (manusia modern).
Jika kita mempertimbangkan perbedaan besar antara kelompok-kelompok yang berjauhan seperti Eskimo dan Bushman, yang diketahui berasal dari satu spesies Homo sapiens, maka dapat disimpulkan bahwa Sinanthropus [spesimen erectus-ALC] termasuk dalam spesies yang sama. 
Di lain pihak, terdapat jurang pemisah yang lebar antara Homo erectus, suatu ras manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario “evolusi manusia” (Australopithecus, Homo habilis, Homo rudolfensis).
Ini berarti bahwa manusia pertama muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil dan tanpa sejarah evolusi apa pun. Hal ini sudah cukup jelas mengindikasikan bahwa mereka diciptakan.
Akan tetapi, pengakuan atas fakta ini akan sangat bertentangan dengan filsafat dogmatis dan ideologi evolusionis. Karenanya, mereka mencoba menggambarkan Homo erectus, ras manusia sesungguhnya, sebagai makhluk separo kera. Pada rekonstruksi Homo erectus, evolusionis berkeras menggambarkan ciri-ciri kera.
Sebaliknya, dengan metode penggambaran yang sama, mereka memanusiakan kera seperti Australopithecus atau Homo habilis. Dengan cara ini, mereka berupaya “mendekatkan” kera dan manusia, dan menutup celah antara dua kelompok makhluk hidup yang berbeda ini.

5.            Homo Sapiens Kuno, Homo Heilderbergensis dan Manusia Cro-Magnon
Dalam skema evolusi rekaan, Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia modern. Pada kenyataannya, evolusionis tidak dapat berkata banyak tentang manusia ini, karena hanya ada sedikit perbedaan
antara mereka dengan manusia modern. Sejumlah peneliti bahkan mengatakan bahwa representasi ras ini masih hidup hingga sekarang, dan merujuk kepada orang Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens, orang Aborigin juga memiliki alis tebal yang menonjol, struktur rahang miring ke dalam dan kapasitas tengkorak sedikit lebih kecil. Di samping itu, sejumlah penemu-an penting mengisyaratkan bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hongaria dan di beberapa desa di Italia hingga beberapa waktu lalu.
Kelompok yang disebut sebagai Homo heilderbergensis dalam literatur evolusionis ternyata sama dengan Homo sapiens kuno. Dua istilah berbeda ini digunakan untuk mendefinisikan ras manusia yang sama, karena perbedaan konsep di kalangan evolusionis. Semua fosil yang termasuk dalam golongan Homo heilderbergensis menunjukkan bahwa kelompok manusia yang secara anatomis sangat mirip dengan orang Eropa modern telah hidup 500 ribu dan bahkan 740 ribu tahun sebelumnya, pertama di Inggris dan kemudian di Spanyol. Diperkirakan manusia Cro-Magnon hidup 30.000 tahun lalu. Manusia ini memiliki tengkorak berbentuk kubah dan dahi yang lebar. Kapasitas tengkoraknya 1.600 cc, di atas rata-rata untuk manusia modern. Tengkoraknya memiliki tonjolan alis yang tebal dan tonjolan tulang di bagian belakang yang merupakan ciri manusia Neanderthal dan Homo erectus.
Kendati Cro-Magnon dianggap suatu ras Eropa, struktur dan volume tengkoraknya tampak lebih mirip tengkorak ras-ras yang hidup di Afrika dan daerah tropis saat ini. Berdasarkan ini, Cro-Magnon diperkirakan sebagai suatu ras Afrika kuno. Sejumlah temuan paleoantropologi telah menunjukkan bahwa ras Cro-Magnon dan Neandertal saling membaur, kemudian mengawali ras-ras dewasa ini. Sekarang sudah diakui bahwa
representasi dari ras Cro-Magnon masih hidup di beberapa wilayah di benua Afrika, dan di daerah Salute dan Dordogne di Prancis. Kelompok manusia berkarakteristik sama juga hidup di Polandia dan Hongaria.

E. TEORI ASAL - USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Banyak ahli - ahli yang menyampaikan pendapatnya tentang Asal - Usul Bangsa Indonesia. Ada pendapat yang diterima dan ada juga yang tidak, dan pendapat yang diterima itulah yang disebut sebuah teori. Berikut adalah 15 Nama Ahli beserta pendapatnya tentang Asal - Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia :
1. Drs. Moh. Ali
Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik-dua.

2. Prof. Dr. H. Kern
Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.

3. Willem Smith
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia

4. Prof. Dr. Sangkot Marzuki 
Menyatakan bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia dataran Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia saat ini. Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.

5. Van Heine Geldern
Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.

6. Prof. Mohammad Yamin 
Yamin menentang teori-teori di atas. Ia menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lainnya di Asia, misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia Tenggara).



7. Prof. Dr. Krom
Menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena di daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke kawasan Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM.

8. Dr. Brandes 
Berpendapat bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki persamaan dengan bangsa-bangsa yang bermukim di daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa di Taiwan, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu Jawa, Bali; sebelah timur hingga ke tepi pantai bata Amerika. Brandes melakukan penelitian ini berdasarkan perbandingan bahasa.

9. Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.

10. Max Muller
Berpendapat lebih spesifik, yaitu bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia Tenggara. Namun, alasan Muller tak didukung oleh alasan yang jelas.

11. Mayundar
Berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, lalu menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik. Teori Mayundar ini didukung oleh penelitiannya bahwa bahasa Austria merupakan bahasa Muda di India bagian timur.

12. Mens
Berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Mongol yang terdesak oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat, sehingga mereka terdesak ke selatan termasuk kawasan Indonesia. 

13. Sultan Takdir Alisyahbana
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berasal dari melayu karena berdasarkan rumpun bahasa yang memiliki kesamaan.

14. Gorys Kraf
Indonesia kebudayaannya lebih tinggi dari kebudayaan wilayah sekitarnya, yang berarti induknya berasal dari Indonesia.

15. Harry Truman Simandjutak
Bahwa bahasa yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari Bahasa Austronesia yang induknya ada di Pulau Formosa, Taiwan.



DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Nofita Rusdiana. "Revolusiindustri.blogspot.com." November 14, 2007. (accessed Oktober 10, 2013).
http:\\blogedwien.blogspot.com. April 04, 2013. (accessed November 5, 2013).
J.Bronowski. The Ascent Of Man. Chicago: Little, Brown and Company, 1973.
Mizan, Ahmad. http:\\mizanis.wordpress.com. Desember 10, 2012. http:\\mizanis.wordpress.com (accessed Oktober 29, 2013).
Yahya, Harun. "Keruntuhan Teori Evolusi." 2010: 1-126.


Komentar

Postingan Populer