The Ascient Man Brownosky
Book Report
The Ascient Man
Brownosky Chapter 8th and 9 th
TUGAS
KELOMPOK
MATAKULIAH : Filsafat Ilmu
DOSEN PENGAMPU : Dr.
Zulkifli Matondang, Msi
OLEH:
1.
Ady Putra (8166172003)
2.
Dian Hidayat Tanjung (8166172011)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................ 1
BAB I Chapter 8 : The Drive For Power
B.
Pengaruh revolusi
Amerika ..................................................... 11
C. Revolusi Inggris (Revolusi Industri) ....................................... 12
D. Dampak Sejarah Revolusi Industri pada masyarakat.......... 24
E. Lahirnya Paham-Paham Baru................................................. 29
F. Revolusi Perancis ..................................................................... 33
G. Revolusi Rusia .......................................................................... 37
BAB II Capter 9 : The
Ladder of Creation
A. Teori Evolusi Oleh Charles Darwin......................................... 43
B. Usaha Putus Asa Neo-Darwinisme........................................ 46
C. Punctuated Equilibrium............................................................ 47
D. Catatan Fosil Sejarah Manusia............................................... 50
E. Asal-usul Manusia dilihat dari Jaman Es Mencair............... 59
F. Teori asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia.............. 61
Daftar Pustaka .............................................................................................. 66
BAB I
CHAPTER
8 : THE
DRIVE FOR POWER
A.
PENGERTIAN
REVOLUSI INDUSTRI
Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama,
adalah perubahan cepat dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah
perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian
pertama dapat dikatakan bahwa revolusi indusri telah merubah proses dan cara
kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan
barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki
manusia, sedangkan paska revolusi industri pembuatan barang-barang menggunakan
bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada
awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan paska
revolusi industri. Tenaga manusia hanya sedikit diperlukan karena proses
pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis
dan digerakkan oleh tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara
manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan
bantuan mesin barang-barang yang dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya
cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi
berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi
agraris menjadi pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi
industri, mata pencaharian yang umumnya berkembang di masyarakat adalah
pertanian. Tentu saja hal ini akan menghasilkan budaya masyarakat pertanian.
Paska revolusi industri, mata pencaharian masyarakat semakin beragam dan lebih
banyak berada pada sektor industri.
B.
SEJARAH
REVOLUSI INDUSTRI
Berawal di Inggris
pada abad ke-18, kemudian merambah seluruh Eropa, Amerika Utara dan akhirnya
dunia. Terjadi perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan yang
terjadi antara lain pada bidang pertanian, manufaktur, transportasi,
pertambangan dan teknologi. Hal tersebut berpengaruh untuk mengubah
sosio-ekonomi dan budaya masyarakat. Revolusi Industri merupakan titik balik
yang sangat besar dalam sejarah umat manusia. Salah satu yang paling
terpengaruh adalah pendapatan rata-rata dari jumlah penduduk yang mengalami
kenaikan secara drastis.
Dalam dua abad
berikutnya, pendapatan rata-rata dunia meningkat 10 kali lipat, sementara penduduk
dunia naik 6 kali lipat. Pada era sebelum
revolusi industri terjadi, dunia berada pada periode dengan perubahan yang
sangat lambat dan nyaris tak terlihat di bidang teknologi dan perdagangan.
Beberapa perubahan kecil yang terjadi hanya jumlah produksi per kapita.
Perubahan ini hanya berakibat pada meningkatnya populasi penduduk tanpa
mengubah standar dan gaya hidup. Ini terjadi di hampir seluruh bagian dunia.
Pada tahun 1760, dimulailah sejarah
revolusi industri, saat itu manusia mulai menggunakan tenaga air, angin dan uap
dibandingkan tenaga manusia. Populasi Inggris saat itu sekitar 7 juta jiwa.
Pertanda pertama terjadinya revolusi terdapat pada gerakan enclosure yang
terjadi sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di tahun 1760 sampai 1832. Gerakan
enclosure adalah proses dihentikannya kebiasaan tradisional dalam aktivitas sosial
dan ekonomi, seperti menyiangi padang rumput untuk menghasilkan jerami dan
mengembalakan ternak di tanah-tanah peternakan.
Gerakan enclosure sering kali memanfaatkan
tanah milik tuan tanah. Tuan tanah akan merawat tanahnya dengan baik, membuat
parit di sekitarnya, serta memperkenalkan jenis tanaman baru dan teknik
penanaman yang lebih baik. Hal ini menyebabkan meningkatnya produktivitas
pertanian dan peternakan. Ini juga membuka cakrwala para petani sehingga mereka
berkeinginan untuk pergi ke kota besar dan mengadu nasib. Di waktu yang sama,
kanal-kanal mulai dibangun di Inggris yang menjadi pionernya adalah James
Brindley. James Brindley membangun sebuah kanal guna membawa batubara dari
terowongan Duke di Worsley menuju Kota Munchester. Kanal ini merupakan desain
yang luar biasa, James Brindley ingin menghubungkan Munchester dengan Liverpool
dalam cara yang lebih berani, dan didalamnya terbentang hamper empat ratus kanal-kanal
dalam sebuah jaringan ke seluruh Inggris Raya. Hasilnya, terdapat penurunan
ongkos transportasi untuk pengangkutan batu bara, hasil pertanian dan komoditas
lainnya.
Kejadian lain yang juga memicu terjadinya
sejarah revolusi indusri adalah Patent Act, yaitu kebijakan pemberian hak paten
resmi dari pemerintah kepada para penemu. Pada tahun 1623 Patent Act memicu
para penemu untuk bereksperimen menemukan inovasi-inovasi baru di berbagai
bidang, karena para penemu ini akan mendapatkan profit dari penemuannya.
Apapun penyebab
besarnya penemuan-penemuan (terutama di bidang pabrik tekstil) mulai dihasilkan
oleh para penemu dan ini telah meningkatkan produktivitas pekerja. Beberapa
waktu kemudian, tepatnya di tahun 1776. James Watt menciptakan teknologi mesin
uap. Mesin uap mampu menghasilkan daya secara lebih efisien di bidang apa pun,
ini lantas memicu penemuan berbagai peralatan bermesin.
Peralatan bermesin
inilah yang secara signifikan meningkatkan produksi pabrik-pabrik tekstil. Di bidang
lain penggunaan mesin uap mampu merevolusi transportasi massa dan barang dengan
diciptakannya jalur kereta api dan kapal api (kapal uap).
Revolusi Industri terjadi di Inggris
dan bukan terjadi di tempat lain, yang perlu kita ketahui adalah sebab-sebab
yang menimbulkan revolusi industri itu, penemuan-penemuan yang merupakan
langkah penting dalam perkembangannya dan akibat penting dari revolusi itu. Apa
yang mendorong mereka untuk melakukan revolusi adalah keyakinan bahwa setiap
manusia adalah sebagai manusia atas keselamatan dirinya sendiri. Revolusi
industri merupakan perjalanan yang panjang dari perubahan-perubahan yang
dimulai sekitar tahun 1760. Ada beberapa faktor yang mendorong revolusi
industri terjadi di Inggris, yakni sebagai berikut:
1.
Faktor
Geografis
Letak geografis Inggris yang
bersebelahan dengan samudra Atlantik memberikan banyak keuntungan bagi negara
ini dan biasanya disebut sebagai “samudra dunia” pada masa itu. Pergeseran
pusat kegiatan ekonomi dari Laut Tengah ke daerah pesisir Samudra Atlantik, ke
negara Inggris dan Belanda. Pergeseran ini disebabkan karena penemuan jalan
menuju benua Amerika dan timbulnya Kerajaan Turki dibagian timur Laut Tengah. Akibatnya, sejak
abad XVIII posisi Inggris yang terletak di Samudra Pasifik memperoleh banyak
keuntungan dari segi ekonomi, industri, dan perdagangan yang menyebabkan
kemakmuran negara Inggris mulai meningkat karena keuntungan yang diperoleh.
2.
Faktor
Modal
Kemakmuran yang mulai nampak di Inggris
pada abad XVIII mulai nampak dan menempatkan negara tersebut memiliki banyak
uang (modal). Selain itu, perolehan modal yang melimpah ini juga didapatkan
dari tanah jajahan, yakni: emas dari Benggala dan India. Emas yang mengalir
dari tanah jajahan merupakan salah satu syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan
industri. Investasi modal digunakan untuk memperluas lalulintas jalan-jalan di
Inggris yang belum dapat dikatakan baik (jalan berpasir, sempit, pada saat
musim panas menjadi jalan yang berdebu dan dalam musim dingin menjadi semacam
kubangan). Dan dari pihak swasta ada yang berinisiatif memperbaiki jalan-jalan
namun dengan memungut cukai jika orang memakai jalan tersebut.
Tampilnya kaum borjuis merupakan
kesempatan yang baik untuk mendapatkan banyak keuntungan. Dengan cara harus
meninggalkan cara-cara lama yang tidak memadai maka dicarilah cara-cara baru
sebagai upaya untuk meningkatkan usahanya. Misalnya ketika para pemilik
pengecor besi mengetahui bahwa mereka tidak dapat melayani permintaan barang
yang meningkat karena kekurangan bahan bakar pada masa itu karena masih menggunakan
bahan bakar kayu maka dicobalah pemakainan batu bara yang ternyata memiliki
hasil lebih baik.
3.
Faktor
Sumber Daya Manusia
Inggris memiliki ilmuwan terkenal yang
berhasil mendorong banyaknya penemuan dalam bidang fisika dan teknologi terapan
seperti yang ditemukan oleh Thomas Newcomen (1663-1792), ia disebut sebagai
penemu pertama mesin uap yang dapat dipakai. Mesin tertua ini hanya dapat
dipakai naik turun saja dan dapat digunakan untuk pompa tambang. James Watt
orang yang berjasa sebagai pembuka jalan bagi modernisasi pertambangan
(1736-1819), penemuan mesin yang ditemukan oleh Thomas Newcomen kemudian
disempurnakan oleh James Watt. James Hargreaves dikenal sebagai penemu mesin
pintal (...-1778), Richard Arkwright dikenal sebagai penemu mesin
tenun(1732-1792), Elie Whitney penemu cotton gin yakni alat yang dapat
mengeluarkan biji dari serabut kapas (1765-1825), dan George Stephenson dikenal
sebagai pembuat lokomotif dan pada tahun1830, ia berhasil mengendarai besi
pertama antara Liverpool dan Manchester dengan kecepatan antara 19-46
km/jam(1781-1840).
Sumber
daya manusia ini merupakan salah satu komponen yang penting didalam revolusi
industri.
4.
Faktor
Sumber Daya Alam
Inggris memiliki sejumlah potensi daya
alam yang menunjang, seperti: besi dan batu bara yang jumlahnya sangat
melimpah, disamping tersedianya bahan mentah. Tersedianya sumber bahan mentah
ini sebagian didapatkan dari tanah-tanah jajahan yang kemudian diolah menjadi barang
jadi oleh mesin-mesin itu. Inggris memiliki armada laut yang sangat tangguh dan
armada niaganya sangat besar yang menjamin pengangkutan bahan-bahan mentah dan
barang-barang jadi ke dan dari pelabuhan-pelabuhan Inggris dengan lancar dan
aman. Para buruhpun tersedia dalam jumlah besar diperuntukkan guna melayani
mesin-mesin baru. Tenaga-tenaga buruh itu didapat dari bekas petani kecil
korban revolusi Agraria dan banyak juga yang diperoleh dari pencari kerja yang dahulu mendapat nafkah dari
industri rumah tangga yang tidak mampu bersaing dengan industri-industri besar yang mulai
bermunculan.
C.
BERBAGAI
PENEMUAN PADA SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI
1.
Bidang Tekstil
Pada 1794, Eli Whitney menemukan gin
kapas, sebuah alat yang bisa memisahkan kapas dari bijinya. Dengan pengerjaan
yang lebih cepat, pasokan kapas meningkat pesat.
Kemudian Francis C.Lowell mampu
meningkatkan efisiensi dalam pembuatan kain karena proses pemintalan dan
penenunan bisa dilakukan secara bersamaan. Hal ini memicu perkembangan indusri
tekstil di Inggris.
Pada 1846 Ellias Howe menciptakan
mesin jahit, hal tersebut menyebabkan banyak orang menjahit pakaiannya sendiri
di rumah. Industri pabrikan bersaing dengan indusri rumahan.
|
2.
Bidang Permesinan
James Watt (Greenock, Skotlandia 19
Januari 1736 – Birmingham,Inggris 19 Agustus 1819) adalah seorang insinyur
besar dari Scotlandia,Britania Raya. Ia berhasil menciptakan mesin uap pertama
yang efisien. Ternyata mesin uap ini merupakan salah satu kekuatan yang
mendorong terjadinya revolusi indusri, khususnya di Britania dan Eropa pada
umumnya. Untuk menghargai jasanya, nama belakangnya yaitu Watt digunakan
sebagai nama satuan daya, misalnya daya mesin dan daya listrik.
Dalam sejarah revolusi indusri, Elli
Whitney terinspirasi suku cadang mesin yang bisa dibongkar pasang.
Kemudian, mesin-mesin diubah menjadi mudah dibongkar pasang pula. Bagian
standar dibuat oleh mesin, kemudian suku cadangnya bisa dibongkar pasang. Hal
tersebut mengurangi biaya pembelian mesin baru saat mesin tersebut rusak karena
pemilik tinggal mengganti bagian yang rusaknya saja.
3.
Bidang Pertanian
John Deere membuat
alat bajak pertama yang membantu mempercepat proses pertanian di Midwest.
Selain itu, Cyrus McComick membuat mesin pengetam yang membuat proses panen
menjadi lebih cepat.
4.
Bidang Komunikasi
Ditemukannya mesin telegraf
oleh Samuel
FB Morse pada 1844 membuat komunikasi antar daerah menjadi lebih efisien.
5.
Bidang Transportasi
Pembangunan jalan nasional pertama, yaitu
Cumberland Road membuat transportasi makin mudah dan mewarnai sejarah revolusi indusri.
Selain itu juga, penemuan mesin uap James Watt menginspirasi Robert
Fulton membuat kapal uap pertama yang dinamai Clermont. Kapal uap
tersebut menaikkan kecepatan kapal-kapal yang melewati sungai. Pembangunan rel
kereta di Amerika Serikat setelah masa Perang Sipil juga membantu transportasi
bahan-bahan komersil.
|
6.
Bidang Pertambangan
Mesin uap James Watt memicu penambangan
batu bara yang lebih banyak. Makin banyak orang menggunakan mesin uap untuk
kapal atau mesin berarti makin banyak batu bara yang dibutuhkan.
Dan penemu-penemu lain yang masih banyak
belum disebutkan, pada zaman revolusi indusri tersebut para cendikiawan
berlomba-lomba menemukan alat yang sekiranya dapat memudahkan manusia dalam
bekerja dan menghasilkan barang kebutuhan manusia.
7.
Bidang Lainnya
Pierre Caron seorang
laki-laki di Perancis sebelum revolusi, membuat sebuah jam yang disukai oleh
Ratu Marie Antoinete dan dia juga memiliki bakat music dan literature juga, dan
ia terakhir menulis sebuah scenario yang dimainkan operanya “The Marrige Of
Figaro”.
Benjamin Franklin membuat
sepasang kacamata untuk jarak jauh dan jarak dekat pertama bagi dirinya, dengan
memotong lensa separuh sebab ia tidak dapat mengikuti orang perancis di istana
kecuali jika ia dapat melihat ekspresi pembicara. Dia juga membuat balon
hidrogen pertama di Paris tahun 1783. Dia juga membuat konduktor kilat dan
menjelaskan teori dari listrik dengan membantah bahwa semua listrik merupakan
salah satu jenis, dan bukan merupakan dua cairan yang berbeda.
D.
DAMPAK SEJARAH
REVOLUSI INDUSTRI PADA MASYARAKAT
Revolusi
industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh negara
Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada
akhirnya mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai
berikut:
1)
Perubahan
sistem perekonomian
Berlangsungnya revolusi industri, memicu
pula terjadinya revolusi dalam sistem perekonomian. Sebelum terjadinya revolusi
industri, sebagian besar negara lebih banyak menggantungkan perekonomian pada
sektor pertanian. Perdagangan yang dilakukan masih sangat terbatas dan dalam skala
yang masih kecil. Industri-industri yang berkembang di negara-negara Eropa
umumnya masih bersifat industri rumahan yang hanya menghasilkan barang dalam
jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang cukup lama. Daerah pemasaran pun
masih terbatas dan barang yang dihasilkan hanya didasarkan pada pemesanan saja.
Kondisi tersebut berubah dengan cepat setelah terjadinya revolusi industri.
Meskipun modal yang harus disediakan
cukup besar untuk penggunaan mesin mesin baru dan pabrik-pabrik bila
dibandingkan dengan alat-alat sederhana dari masa sebelumnya, akan tetapi
produksi barang secara besar-besaran akan memberikan kemungkinan untuk
mengurangi biaya yang dikeluarkan dan bahkan mampu meningkatkan keuntungan.
Berkembanglah industri-industri yang pada akhirnya menarik minat sebagian besar
penduduk untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik. Perpindahan profesi
tersebut terutama dilakukan oleh para petani penggarap yang tidak memiliki
tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan untuk dapat meningkatkan
derajat kehidupan mereka.
Sejalan dengan revolusi industri,
organisasi-organisasi perdagangan yang telah terbentuk sebelumnya seperti EIC,
VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan. Pada awalnya perusahaan-perusahaan
dagang tersebut merupakan persero dengan tanggung jawab tidak terbatas.
Revolusi industri memberikan
pengaruh terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang tersebut menjadi perusahaan
dengan modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab terbatas. Pada
perkembangan selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model Trust
dan monopoli perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam inilah yang pada
akhirnya dapat membangun usaha raksasa yang menjangkau daerah yang sangat luas
di dunia, sehingga membentuk jaringan seperti sistem gurita.
Pasca revolusi industri menyebabkan
Inggris muncul menjadi negara indusri terkuat di dunia. Hal ini kemudian
diikuti oleh negara-negara lainnya sehingga lahir apa yang disebut dengan empat
besar sebagai negara yang terkuat di dunia dalam bidang ekonomi dan
industri, bahkan di dunia politik. Negaranegara tersebut adalah Inggris,
Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Munculnya kekuatan semacam ini
seakan-akan membentuk pola ekonomi yang memperlihatkan hubungan pembagian kerja
antara negara-negara industri kuat dengan negara di bawahnya. Negara-negara
industri tersebut menjadi daerah penghasil utama barang-barang hasil industri,
sedangkan negara lainnya menjadi daerah pemasaran barang-barang hasil industri
tersebut. Oleh karena itu, terjadi kesenjangan perekonomian, sebab nilai
perekonomian lebih banyak dikuasai oleh negara-negara industri tersebut.
2)
Perubahan
sistem sosial kemasyarakatan
Pada fase awal terjadinya revolusi
industri timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan masyarakat. Dibukanya
industri-industri menimbulkan minat dari masyarakat untuk mengalihkan mata
pencahariannya dari bidang pertanian menjadi pekerja industri. Kondisi ini
memicu arus urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris, sehingga rakyat dari
pedesaan berbondong-bondong pindah ke perkotaan untuk menjadi pekerja di
sektor-sektor industri yang berada di perkotaan.
Tidak semua para urban tersebut
berhasil ditampung di industri-industri. Banyak di antara mereka yang akhirnya menjadi
pengangguran di perkotaan, sebab mereka tidak mau kembali ke desa asalnya dan
tetap bertahan di kota dengan harapan suatu saat akan mendapatkan pekerjaan di
sektor-sektor industri tersebut. Banyaknya para pengangguran di perkotaan
memicu tingginya angka kriminalitas. Hal ini disebabkan mereka tetap memerlukan
biaya untuk menunjang kebutuhan hidupnya, sementara kondisi mereka tidak
memiliki penghasilan karena tidak punya pekerjaan.
Pada akhirnya mereka tidak
segan-segan untuk berbuat kriminal dengan cara mencuri, menodong, dan merampas
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, bagi mereka yang sudah
mendapatkan pekerjaan di sector-sektor industri, kehidupannya tidak menjadi
lebih baik. Kaum kapitalis seringkali menekan para pekerjanya dengan beban
kerja yang tinggi demi tercapainya hasil produksi yang tinggi yang akan
mendatangkan keuntungan yang lebih banyak. Hal ini tidak diimbangi dengan
pemenuhan hak-hak pekerja yang memadai, upah yang sangat rendah, serta tidak
diberikannya jaminan kesehatan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan
keluarga para buruh. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong terciptanya
perkampungan-perkampungan kumuh di perkotaan yang disebabkan ketidakmampuan
para buruh untuk membangun rumah tinggal yang lebih layak.
Kondisi seperti ini juga memicu
hadirnya pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak. Upah minim yang diterima
oleh para buruh menyebabkan mereka harus mencari penghasilan tambahan guna menutupi
biaya hidup. Oleh karena itu, wanita dan anak-anak yang di bawah umur pun turut
terjun dalam dunia industri tersebut. Hal ini menimbulkan
permasalahan-permasalahan manakala tidak dipenuhinya hak-hak mereka, terutama
hak-hak dalam kondisi-kondisi khusus seperti hak bagi wanita hamil ataupun
pembedaan waktu kerja bagi pekerja anak-anak.
3)
Lahirnya
paham-paham baru
Berkembangnya revolusi industri mendorong
lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai berikut:
a.
Kapitalisme
Kapitalisme adalah paham yang berpendapat
bahwa untuk meningkatkan perekonomian, perlu dibangun sektor-sektor industri
yang ditunjang dengan modal yang besar. Penguasaan sektor industri tersebut
perlu juga didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku dan daerah pemasaran
yang luas. Aliran ini berkembang setelah terjadinya revolusi industri dan
mencapai puncaknya pada abad ke-19. Para kapitalis ini pada akhirnya mendorong
perkembangan ekonomi nasional, sehingga dengan cepat Eropa mencapai taraf
perekonomian yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya
di dunia. Ketika bangsa bangsa lainnya sedang berada dalam cengkeraman
kolonialisme, Eropa pada saat yang sama sedang menikmati kemakmuran yang
dihasilkan oleh industrialisasi.
Selain itu, dalam sistem perekonomian,
lahirnya golongan kapitalis ini telah mendorong semakin berkembangnya aliran
ekonomi liberal. Para kapitalis menuntut agar pemerintah tidak ikut campur
tangan terlalu besar dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian sepenuhnya
diserahkan pada pasar, sehingga akan menggantungkan pada sistem penawaran dan
permintaan. Dengan demikian, perekonomian akan dikendalikan oleh
golongan-golongan kapitalis tersebut.
b.
Sosialisme
Lahirnya paham sosialisme disebabkan oleh
terjadinya kondisi buruk dalam kehidupan sosial kemasyarakatan setelah
terjadinya revolusi industri. Aliran sosialisme sangat menentang hadirnya para
kapitalis yang dianggap membawa kesengsaraan bagi rakyat. Para penganut
sosialis memimpikan terbangunnya suatu masyarakat tanpa kelas, sehingga semua
manusia dapat menikmati kesejahteraan secara bersama.
Perkembangan sosialisme untuk
pertama kalinya lahir di Inggris dengan tokohnya adalah Robert Owen (1771-1858).
Pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme dikembangkannya melalui bukunya yang
berjudul A View of Society, an Essay on the Formation of Human
Character. Tokoh sosialisme lainnya adalah Saint Simon (1760-1825)
yang mengemukakan pentingnya peranan kelas pekerja dalam membentuk masyarakat
industri.
Paham sosialisme yang bisa diterima
oleh kaum kapitalis adalah paham sosalisme yang dikembangkan oleh Pierre
Joseph Proudhon (1809-1865). Pandangannya tentang sosialisme yang tertuang
dalam karyanya yang berjudul Philosophi de la Misere mengungkapkan
pentingnya pembagian hak milik antara individu secara sukarela dan merata tanpa
adanya pemaksaan dari pihak manapun termasuk negara.
Sementara paham sosialisme radikal
dikembangkan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels. Das
Kapital yang merupakan karya dari Marx mendengungkan perlunya perjuangan
untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Sementara itu, Engels sering
mendengungkan semboyan kaum proletar sedunia, bersatulah. Pada
akhirnya pemikiran dari tokoh-tokoh sosialisme radikal ini mendorong timbulnya
gejolak-gejolak penentangan perluasan kaum kapitalis dan menginginkan
terwujudnya masyarakat tanpa kelas. Bahkan gerakan-gerakan ini pada akhirnya
diarahkan untuk mewujudkan suatu Negara yang masyarakatnya tanpa kelas seperti
yang terjadi pada revolusi Oktober Rusia 1917. Sosialisme radikal pada akhirnya
lebih cenderung bersifat komunis.
4)
Timbulnya
imperialisme modern
Pada awalnya imperialisme dan kolonialisme
dikembangkan dengan semangat penaklukan dan kejayaan, bahkan semangat untuk
menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi industri, paradigma imperialisme
berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu pada industrialisasi.
Daerah-daerah jajahan diperlukan sebagai tempat bagi tersedianya sumber bahan
baku yang diperlukan oleh industri. Setelah itu daerah jajahan dijadikan pula
sebagai tempat memasarkan hasil-hasil industrinya.
Pada perkembangan selanjutnya,
imperialisme modern melirik tanah jajahan sebagai tempat penanaman modal
(investasi). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberdayakan tanah
jajahan, sehingga negara imperialis dapat meningkatkan pendapatan dari bidang
industrialisasi yang berkembang di tanah jajahan. Pasca terjadinya revolusi
industri, terjadi ledakan penduduk yang cukup hebat di Eropa. Ledakan penduduk
tersebut menyebabkan semakin sesaknya daerah-daerah perkotaan di Eropa. Hal ini
pada akhirnya mendorong Negara negara Eropa untuk memindahkan kelebihan
penduduk tersebut ke tanah jajahan.
Antara tahun 1815-1914 terjadi arus migrasi sekitar 60 juta
penduduk Eropa ke berbagai negara-negara jajahan di dunia.
Revolusi indusri berdampak besar pada
perubahan social yang terjadi sekitar abad ke-18 sampai abad ke-19. Perubahan
hampir terjadi di semua bidang, melalui penemuan baru, peraturan baru dan sistem
ekonomi baru.
Sebagai akibat dari banyaknya penemuan
baru (mesin uap, lokomotif, perkakas tenun bermesin), jumlah produksi dan cara
mentransportasikan komoditas berubah tajam. Dengan berbagai mesin mekanis,
banyak pabrik bisa berdiri dan mereka bisa memproduksi banyak komoditas, yang
sebelumnya belum pernah terjadi saat menggunakan tenaga manusia saat itu.
Pabrik-pabrik baru dibangun di perkotaan, menyebabkan arus urbannisasi
besar-besaran masyarakat pedesaan ke kota.
Dalam sejarah revolusi indusri, dengan
meningkatnya jumlah komoditas, ekonomi mulai menggelora. Satu-satunya cara
untuk revolusi indusri terus berlangsung adalah dengan adanya pemberi dana atau
investor. Hal ini memicu dibentuknya Bank dan system perbankan untuk membantu
pengaturan dan penanganan aliran dana. Di tahun 1800, sudah terdapat sekitar 70
Bank di London. Karena harga mesin dan pabrik semakin menanjak, orang-orang
yang memiliki modal menjadi penting keberadaannya.
Pada masa sebelum revolusi industri
terjadi, anak-anak biasanya mempelajari keahlian hidup dan belajar bedagang
dari ayahnya, lalu mereka akan membuka usahanya sendiri asal sudah berusia
20-an. Namun di masa revolusi industri, ini tidak lagi terjadi. Pada revolusi indusri,
anak-anak tidak diajak berdagang melainkan dijadikan buruh tetap di pabrik
penenunan dan pemintalan kain. Mereka mendapat upah atas kerja kasar mereka.
Pabrik biasanya menyuruh anak-anak
membersihkan cerobong asap. Meski terlihat berbahaya dan tidak pantas, hal ini
lazim dilakukan pada masa itu. Sehingga akhirnya seorang Lord yang bernama Lord
Ashley yang merasa hal ini keterlaluan, ia mengepalai tindakan advokasi untuk
mengubah cara membersihkan cerobong asap dan membuat peraturan terkait hal ini.
|
Dalam
sejarah revolusi industri,
pabrik-pabrik banyak dikritik karena memberlakukan jam kerja yang panjang,
perlakuan tercela pada buruh, dan pemberian upah yang rendah. Anak-anak usia
5-6 tahun dipaksa bekerja 12 – 16 jam per hari dan diberi upah 4 shiling per
minggu.
Setelah memahami permasalahan pekerja
anak, bidang dewan parlemen inggris menetapkan 3 undang-undang baru untuk
membantu mengatur penggunaan tenaga anak-anak sebagai buruh. Inilah ketiga
undang-undang tersebut :
1.
Undang-Undang
Pengatursan Pabrik Katun (Cotton Factories Regulation Act) pada tahun 1819.
Berisi peraturan untuk mempekerjakan anak di atas 9 tahun dan memberikan jam
kerja maksimal 12 jam per hari.
2.
Peraturan
Hukum Pekerja Anak ( Regulation Of Child Labor Law ) pada tahun 1833. Berisi
aturan tentang dipekerjakannya pengawas yang tugasnya mengawasi pabrik-pabrik
terkait peraturan pekerja anak dan membuat pabrik mengaplikasikan peraturan
tersebut sepenuhnya.
3.
Peratuan
Jam Kerja ( Ten Hours Bill ) pada tahun 1847. Berisi peraturan yang menetapkan
jam kerja maksimal 10 jam per hari untuk perempuan dan anak-anak.
Peta Konsep
Terjadinya Revolusi Industri
PerkPerkembangan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi
|
PP Muncul
berbagai Penemuan
|
REVOLUSI
INDUSTRI
|
Kapitalisme
|
Sosialisme
|
Imperialisme
|
Kolonialisme
|
Perubahan
|
Teknologi
|
Sosial
|
Ekonomi
|
Pemikiran
Modern
|
Aliran-aliran
baru
|
BAB II
CHAPTER 9 : THE LADDER OF CREATION
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang
muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat‐filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di
abad ke‐19. Seperti telah disebutkan sebelumnya, paham materialisme
berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor - faktor materi.
Karena menolak penciptaan,pandangan ini menyatakan bahwa
segala sesuatu, hidup ataupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan tetapi
dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan
tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan
sebuah kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraturan. Filsafat
materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal
manusia ini , memunculkan "teori evolusi" dipertengahan abad ke‐19.
A.
TEORI EVOLUSI OLEH CHARLES DARWIN
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang
dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles
Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang
biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan makhluk
hidup.Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi
pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S.Beagle,yang berangkat dari Inggris
tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunias elama lima tahun.
Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk
hidup,terutama jenis‐jenis burung finch tertentu
di kepulauan Galapagos. Darwin mengira
bahwa variasi pada paruh burung‐burung tersebut
disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat.
Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian
ilmiah apapun ; tetapi ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan
dan dorongan para ahli bilogi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya
menyatakan bahwa individu‐individu yang
beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik , akan menurunkan sifat‐sifat mereka kepada generasi berikutnya.
Sifat‐sifat yang
menguntungkan ini lama‐kelamaan terakumulasi
dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan
nenek moyangnya. Dimana asal usul
"sifat‐sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui pada waktu
itu.
Menurut Darwin,
manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses
ini "evolusi melalui seleksi alam". Ia mengira telah menemukan
"asal usul spesies" :suatu spesies berasal dari spesies lain. Ia
mempublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species ,By Means of Natural Selection pada tahun
1859.
Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah.Ia
mengakui ini dalam bukunya pada bab "Difficulties
of the Theory". Kesulitan- kesulitan ini terutama pada catatan fosil
dan organ‐organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin
dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap
kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan‐penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan
sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan
tersebut.
Saat
menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis
sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Perancis, Lamarck. Menurut Lamarck,
makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari
satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Sebagai
contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu
terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke
generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperoleh
makanan. Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang “pewarisan sifat-sifat
yang diperoleh” sebagai faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Namun
Darwin dan Lamarck telah keliru, sebab pada masa mereka, kehidupan hanya dapat
dipelajari dengan teknologi yang sangat primitif dan pada tahap yang sangat
tidak memadai. Bidang-bidang ilmu pengetahuan seperti genetika dan biokimia
belum ada sekalipun hanya nama. Karenanya, teori mereka harus bergantung
sepenuhnya pada kekuatan imajinasi
Seorang ahli fisika Amerika, Lipson, mengomentari
"kesulitan‐kesulitan" Darwin
tersebut: Ketika membaca The Origin of
Species, Lipson mendapati bahwa Darwin sendiri tidak seyakin yang sering
dikatakan orang tentangnya; bab "Difficulties
of the Theory" misalnya, menunjukkan keragu‐raguannya yang cukup besar.
Di
saat gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel. menemukan hukum
penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga
akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun
1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan
kromosom ditemukan. Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang
berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya
adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi
yang diajukan Darwin. Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang
dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada
kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat
kembali teori ini pada kedudukan ilmiah.
B. Usaha Putus Asa
Neo-Darwinisme
Teori
Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang ditemukan
pada perempat pertama abad ke-20. Meskipun demikian, sekelompok ilmuwan yang
bertekad bulat tetap setia kepada Darwin berusaha mencari jalan keluar. Mereka
berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Geological Society of America pada tahun 1941. Ahli genetika
seperti G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli zoologi seperti
Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi seperti George Gaylord Simpson
dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis seperti Ronald Fisher dan
Sewall Right, setelah pembicaraan panjang akhirnya menyetujui cara-cara untuk
“menambal sulam” Darwinisme.
Kader-kader
ini berfokus kepada pertanyaan tentang asal
usul variasi menguntungkan yang diasumsikan menjadi penyebab makhluk hidup
berevolusi sebuah masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin
sendiri dan dielakkan dengan bergantung pada teori Lamarck. Gagasan mereka kali
ini adalah “mutasi acak” (random
mutations). Mereka menamakan teori baru ini “Teori Evolusi Sintetis Modern” (The Modern Synthetic Evolution Theory), yang dirumuskan dengan
menambahkan konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Dalam waktu singkat,
teori ini dikenal sebagai “neo-Darwinisme”
dan mereka yang mengemukakannya disebut “neo-Darwinis”.
Beberapa
dekade berikutnya menjadi era perjuangan berat untuk membuktikan kebenaran
neo-Darwinisme. Telah diketahui bahwa mutasi
— atau “kecelakaan” — yang terjadi pada gen-gen makhluk hidup selalu
membahayakan. Neo-Darwinis berupaya memberikan contoh “mutasi yang
menguntungkan” dengan melakukan ribuan eksperimen mutasi. Akan tetapi semua
upaya mereka berakhir dengan kegagalan total.
Mereka
juga berupaya membuktikan bahwa makhluk hidup pertama muncul secara kebetulan
di bawah kondisi-kondisi bumi primitif, seperti yang diasumsikan teori
tersebut. Akan tetapi eksperimen-eksperimen ini pun menemui kegagalan. Setiap
eksperimen yang bertujuan membuktikan bahwa kehidupan dapat dimunculkan secara
kebetulan telah gagal. Perhitungan probabilitas membuktikan bahwa tidak ada
satu pun protein, yang merupakan molekul penyusun kehidupan, dapat muncul
secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul
secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat disintesis
oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang tercanggih sekalipun.
Teori
neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah
ditemukan di belahan dunia mana pun “bentuk-bentuk transisi” yang diasumsikan
teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari
spesies primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan
bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki
ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi
nenek moyang dan keturunannya.
Neo-Darwinisme
memang tidak pernah menjadi teori ilmiah, tapi merupakan sebuah dogma ideologis
kalau tidak bisa disebut sebagai semacam "agama". Oleh karena itu,
pendukung teori evolusi masih saja mempertahankannya meskipun bukti-bukti
berbicara lain. Tetapi ada satu hal yang mereka sendiri tidak sependapat, yaitu
model evolusi mana yang “benar” dari sekian banyak model yang diajukan. Salah
satu hal terpenting dari model-model tersebut adalah sebuah skenario fantastis
yang disebut “punctuated equilibrium”.
C. Punctuated Equilibrium
Sebagian
besar ilmuwan yang mempercayai evolusi menerima teori neo-Darwinis bahwa
evolusi terjadi secara perlahan dan bertahap. Pada beberapa dekade terakhir
ini, telah dikemukakan sebuah model lain yang
dinamakan
“punctuated equilibrium”. Model ini
menolak gagasan Darwin tentang evolusi yang terjadi secara kumulatif dan
sedikit demi sedikit. Sebaliknya, model ini menyatakan evolusi terjadi dalam
“loncatan” besar yang diskontinu.
Pembela
fanatik pendapat ini pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an. Awalnya, dua
orang ahli paleontologi Amerika, Niles
Eldredge dan Stephen Jay Gould,
sangat sadar bahwa pernyataan neo-Darwinis telah diruntuhkan secara absolut
oleh catatan fosil. Fosil-fosil telah membuktikan bahwa makhluk hidup tidak berasal
dari evolusi bertahap, tetapi muncul tiba-tiba dan sudah terbentuk sepenuhnya. Hingga
sekarang neo-Darwin senantiasa berharap bahwa bentuk peralihan yang hilang
suatu hari akan ditemukan. Eldredge dan Gould menyadari bahwa harapan ini tidak
berdasar, namun di sisi lain mereka tetap tidak mampu meninggalkan dogma
evolusi. Karena itulah akhirnya mereka mengemukakan sebuah model baru yang
disebut punctuated equilibrium tadi. Inilah model yang
menyatakan bahwa evolusi tidak terjadi sebagai hasil dari variasi minor,namun
dalam per-ubahan besar dan tiba-tiba.
Model
ini hanya sebuah khayalan. Sebagai contoh, O.H. Shindewolf, seorang ahli
paleontologi dari Eropa yang merintis jalan bagi Eldredge dan Gould, menyatakan
bahwa burung pertama muncul dari sebutir telur reptil, sebagai “mutasi
besar-besaran” (gross mutation),
yakni akibat “kecelakaan” besar yang terjadi pada struktur gen. Menurut teori tersebut, seekor binatang darat
dapat menjadi paus raksasa setelah mengalami perubahan menyeluruh secara
tiba-tiba. Pernyataan yang sama sekali bertentangan dengan hukum-hukum genetika,
biofisika dan biokimia ini, sama ilmiahnya dengan dongeng katak yang menjadi
pangeran.
Dalam
ketidakberdayaan karena pandangan neo-Darwin terpuruk dalam krisis, sejumlah ahli
paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan lebih
ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.
Satu-satunya tujuan model ini adalah memberikan penjelasan untuk mengisi
celah dalam catatan fosil yang tidak dapat dijelaskan model neo-Darwinis.
Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam evolusi burung dengan pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari sebutir
telur reptil” sama sekali tidak rasional.
Sebagaimana
diakui oleh evolusionis sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan
perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan. Akan tetapi, tidak ada
mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi baru
padanya. Mutasi hanya merusak informasi genetis. Dengan demikian, “mutasi
besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya akan
menyebabkan pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis. Lebih jauh lagi, model punctuated equilibrium
runtuh sejak pertama kali muncul karena ketidakmampuannya menjawab pertanyaan
tentang asal usul kehidupan; pertanyaan serupa yang menggugurkan model
neo-Darwin sejak awal. Karena tidak satu protein pun yang muncul secara
kebetulan, perdebatan mengenai apakah organisme yang terdiri dari milyaran
protein mengalami proses evolusi secara “tiba-tiba” atau “bertahap” tidak masuk
akal.
Kendati
demikian, neo-Darwinisme masih menjadi model yang terlintas dalam pikiran
ketika “evolusi” menjadi pokok perbincangan dewasa ini. Mekanisme rekaan model
neo-Darwinis, kemudian memeriksa catatan fosil untuk menguji model ini. Menurut Lamarck, hasil dari evolusi Darwin diperoleh
beberapa bahwa (1) saat menyusun
teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis
sebelumnya,terutama seorang ahli biologi Perancis,Lamarck, (2) makhluk hidup
mewariskan ciri‐ciri yang mereka
dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga
terjadilah evolusi.
Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang
menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka
sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan
yang lebih tinggi untuk memperolehmakanan.
Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang "pewarisan sifat‐sifat yang diperoleh "sebagai faktor yang menyebabkan
makhluk hidup berevolusi. Sejak abad ke‐6 ,para ahli sudah mencoba mengemukakan pendapatnya tentang
alam.
Beberapa pandangan teori evolusi menurut beberapa ahli
sebagai berikut:
1.
Erasmus
Darwin, menyatakan bahwa makhluk hidup berawal dari asal mula yang sama dan
respon fungsional di wariskan kepada keturunannya.
2. Count de Buffon, menyatakan bahwa variasi kecil yang terjadi
karena pengaruh lingkungan diwariskan pada keturunannya sehingga terjadi
penimbunan variasi.
3. George Cuvier,menyatakan bahwa setiap masa diciptakan makhluk
hidup yang berbeda.
4. Jean Baptist de Lamarck, mengemukakan teori evolusi yang
dikenal dengan “Ussed and Disused”.
Lamarck mengemukakan teori evolusi dengan 2 ajarannya itu sebagai berikut:
a. bahwa organ tubuh makhluk hidup yang digunakan akan
berkembang, sedangkan yang tidak digunakan akan menyusut.
b.
perbedaan
sifat yang diperoleh dari pengaruh lingkungan diwariskan kepada keturunannya.
A.Weisman,melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus
sampai 20 generasi,ternyata generasi ke 21 tetap berekor panjang. Dari hasil
percobaan ini Weisman membantah membantah teori Lamarck dan menyatakan bahwa
evolusi adalah seleksi alam terhadap faktor genetik.
baru.
baru.
D. CATATAN FOSIL SEJARAH
MANUSIA
Catatan
fosil mengisyaratkan kepada kita bahwa sepanjang sejarah, manusia tetap
manusia, dan kera tetap kera. Sebagian fosil yang dinyatakan evolusionis
sebagai nenek moyang manusia berasal dari ras manusia yang hidup hingga
akhir-akhir ini sekitar 10.000 tahun lalu dan kemudian menghilang. Selain itu,
banyak orang masa kini memiliki penampilan dan karakteristik fisik yang sama
dengan ras-ras manusia yang punah, yang dinyatakan evolusionis sebagai nenek
moyang manusia. Semua ini adalah bukti nyata bahwa manusia tidak pernah
mengalami proses evolusi sepanjang sejarah.
Bukti terpenting adalah perbedaan anatomis yang besar antara kera dan
manusia, dan tidak satu pun diantara perbedaan tersebut muncul melalui proses
evolusi. “Bipedalitas” (kemampuan berjalan dengan dua kaki) adalah salah satu
di antaranya. Seperti yang akan diuraikan lebih lanjut, bipedalitas hanya
terdapat pada manusia dan merupakan salah satu sifat terpenting yang membedakan
manusia dengan hewan.
Silsilah
Imajiner Manusia
Darwinis
menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk serupa kera.
Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun
lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya.
Menurut skenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat empat “kategori” dasar:
1. Australopithecus
Evolusionis
menyebut nenek moyang pertama manusia dan kera sebagai “Australopithecus”, yang berarti “Kera Afrika Selatan”. Australopithecus hanyalah spesies kera
kuno yang telah punah, dan memiliki beragam tipe. Sebagian berperawakan tegap,
dan sebagian lain bertubuh kecil dan ramping.
Australopithecus,
kategori pertama, berarti “kera dari selatan”. Makhluk ini diduga pertama kali
muncul di Afrika sekitar 4 juta tahun lalu dan hidup hingga 1 juta tahun lalu.
Australopithecus memiliki beberapa kelas. Evolusionis berasumsi bahwa spesies
Australopithecus tertua adalah A. afarensis. Setelah itu muncul A. Africanus, yang memiliki kerangka lebih ramping,
dan kemudian A. robustus, yang memiliki kerangka relatif lebih besar. Sedangkan
untuk A. boisei, sejumlah peneliti menganggapnya spesies yang berbeda dan
sebagian lagi menggolongkannya dalam sub spesies dari A. robustus. Semua
spesies Australopithecus adalah kera yang sudah punah dan menyerupai kera masa
kini. Ukuran tengkorak mereka sama atau lebih kecil dari simpanse yang hidup di
masa sekarang. Terdapat bagian menonjol pada tangan dan kaki mereka yang
digunakan untuk memanjat pohon seperti simpanse zaman sekarang, dan kaki mereka
memiliki kemampuan menggenggam dahan. Mereka bertubuh pendek (maksimum 130 cm)
dan seperti simpanse masa kini, Australopithecus jantan lebih besar dari
Australopithecus betina. Sekian banyak karakteristik seperti detail pada
tengkorak, kedekatan kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang, lengan
yang panjang, kaki yang pendek, merupakan bukti bahwa makhluk hidup ini tidak
berbeda dengan kera zaman sekarang. Evolusionis menyatakan bahwa meskipun
Australopithecus memiliki anatomi kera, mereka berjalan dengan tegak seperti
manusia dan bukan seperti kera.
Pernyataan
“berjalan tegak” ini ternyata telah dipertahankan selama puluhan tahun oleh
sejumlah ahli paleoantropologi seperti Richard Leakey dan Donald C. Johanson. Namun,
banyak ilmuwan telah melakukan penelitian pada struktur kerangka
Australopithecus dan membuktikan ketidakabsahan argumentasi tersebut.
Penelitian
menyeluruh pada beragam spesimen Australopithecus oleh dua ahli anatomi kelas
dunia dari Inggris dan Amerika Serikat, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles
Oxnard, menunjukkan bahwa makhluk ini tidak bipedal dan bergerak seperti kera
masa kini. Setelah mempelajari fosil-fosil ini selama 15 tahun dengan segala perlengkapan
yang diberikan pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan
5 orang spesialis sampai pada kesimpulan bahwa Australopithecus hanya spesies
kera biasa dan pasti tidak bipedal. Zuckerman
sendiri adalah seorang evolusionis.2 Begitu pula Charles E. Oxnard, evolusionis
yang terkenal dengan penelitiannya pada subjek tersebut, menyamakan struktur
kerangka Australopithecus dengan milik orang utan modern.3 Akhirnya, pada tahun
1994, sebuah tim dari Universitas Liverpool Inggris melakukan riset menyeluruh
untuk mencapai suatu kesimpulan yang pasti. Mereka berkesimpulan bahwa
“Australopithecus adalah kuadripedal”.
Singkatnya,
Australopithecus tidak memiliki kekerabatan dengan manusia dan mereka hanyalah
spesies kera yang telah punah.
2. Homo habilis atau kera yang dinyatakan sebagai manusia
Kemiripan
struktur kerangka dan tengkorak Australopithecus dengan simpanse, dan penolakan
terhadap pernyataan bahwa makhluk ini berjalan tegak, telah sangat menyulitkan
ahli paleoantropologi pro evolusi. Karena,
menurut skema evolusi rekaan mereka, Homo erectus muncul setelah
Australopithecus. Karena awalan kata
“homo” berarti “manusia”, maka Homo erectus tergolong kelas manusia berkerangka
tegak. Ukuran tengkoraknya dua kali lebih besar dari Australopithecus.
Peralihan lang-sung dari Australopithecus, yakni seekor kera mirip simpanse, ke
Homo erectus yang berkerangka sama dengan manusia modern, adalah mustahil bahkan
menurut teori mereka sendiri. Jadi, diperlukan “mata rantai”, yakni “bentuk
transisi”. Dan konsep Homo habilis muncul untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pengelompokan
Homo habilis diajukan pada tahun 1960-an oleh Keluarga Leakey, sebuah keluarga “pemburu
fosil”. Menurut Leakey, spesies baru yang mereka kelompokkan sebagai Homo
habilis memiliki kapasitas tengkorak relatif besar, kemampuan berjalan tegak
dan menggunakan peralatan dari batu dan kayu.
Karena itu, mungkin saja ia adalah nenek moyang manusia. Fosil-fosil baru dari spesies yang sama
ditemukan pada akhir tahun 1980-an, dan mengubah total
pandangan
ini. Sejumlah peneliti seperti Ber-nard Wood dan C. Loring Brace, berdasarkan
fosil-fosil baru tersebut mengatakan bahwa Homo habilis, yang berarti “manusia
yang mampu menggunakan alat” seharusnya digolongkan sebagai Australopithecus
habilis yang berarti “kera Afrika Selatan yang mampu menggunakan alat”, karena
Homo habilis memiliki banyak kesamaan ciri dengan kera Australopithecus. Ia
memiliki lengan yang panjang, kaki yang pendek dan struktur kerangka mirip kera
seperti Australopithecus. Jari tangan dan jari
kakinya
cocok untuk memanjat. Struktur tulang rahangnya sangat mirip dengan rahang kera
masa sekarang. Rata-rata kapasitas tengkoraknya yang 600 cc juga mengindikasi
fakta bahwa Homo habilis adalah kera. Singkatnya, Homo habilis, yang diklaim
sebagai spesies berbeda oleh se-jumlah evolusionis, ternyata merupakan spesies
kera seperti semua Australopithecus yang lain. Penelitian yang dilakukan pada
tahun-tahun berikutnya benar-benar menunjukkan bahwa Homo habilis tidak berbeda
dengan Australopithecus. Fosil tengkorak dan kerangka OH26 yang ditemukan Tim
White menunjukkan bahwa spesies ini memiliki kapasitas tengkorak kecil, lengan
panjang serta kaki pendek yang memungkinkannya memanjat pohon; tidak berbeda
dengan kera modern.
Analisis
terperinci yang dilakukan ahli antropologi Amerika, Holly Smith, pada tahun
1994 menunjukkan bahwa Homo habilis bukan “homo”, atau “manusia”, melainkan
“kera”. Mengenai analisis yang
dilakukannya terhadap gigi-gigi Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus dan
Homo neandertalensis, Smith menyatakan :
Dengan
membatasi analisis hanya pada spesimen-spesimen yang memenuhi kriteria ini,
pola perkembangan gigi Australopithecus dan Homo habilis menunjukkan bahwa
mereka sekelompok dengan kera
Afrika.
Sedangkan Homo erectus dan Neandertal diklasifikasikan dengan manusia. Tahun itu juga, tiga spesialis anatomi, Fred
Spoor, Bernard Wood dan Frans Zonneveld, menarik kesimpulan serupa melalui
metode yang sama sekali berbeda.
Metode
ini berdasarkan analisis perbandingan saluran setengah lingkaran pada telinga
bagian dalam milik manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan.
Saluran ini berbeda jauh antara manusia yang berjalan tegak, dengan kera yang
berjalan membungkuk. Saluran telinga bagian dalam pada semua Australopithecus
serta spesimen Homo habilis yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld, sama
seperti pada kera modern. Saluran telinga bagian dalam pada Homo erectus sama
dengan pada manusia modern.
Temuan
ini membuahkan dua hasil penting:
a. Fosil-fosil
yang dikatakan sebagai Homo habilis sebenarnya tidak termasuk kelas “homo”,
atau manusia, tetapi kelas Australopithecus, atau kera.
b. Baik
Homo habilis maupun Australopithecus adalah makhluk hidup yang berjalan
membungkuk, dan karenanya memiliki kerangka kera. Mereka tidak memiliki
hubungan apa pun dengan manusia.
3. Homo
Rudolfensis: Susunan Wajah yang Salah
Homo
Rudolfensis adalah nama yang diberikan kepada beberapa bagian fosil yang
ditemukan pada tahun 1972. Kelompok yang diwakili fosil ini juga dinamai Homo
rudolfensis karena ditemukan di dekat Sungai Rudolf di Kenya. Mayoritas ahli
paleoantropologi menyetujui bahwa fosil-fosil ini tidak berasal dari spesies yang
berbeda, melainkan termasuk Homo habilis. Richard Leakey, penemu fosil
tersebut, memperkenalkan tengkorak yang dinamai “KNM-ER 1470” dan dinyatakan
berusia 2,8 juta tahun itu sebagai penemuan terbesar dalam sejarah antropologi
dan berpengaruh luas. Menurut Leakey, makhluk berukuran tengkorak kecil seperti
Australopithecus namun berwajah manusia tersebut adalah mata rantai yang hilang
antara Australopithecus dan manusia. Akan tetapi, tidak berapa lama kemudian
diketahui bahwa wajah mirip manusia dari tengkorak KNM-ER 1470 yang sering
tampil pada sampul depan majalah-majalah ilmiah adalah hasil penggabungan
fragmen-fragmen tengkorak secara keliru yang mungkin dilakukan dengan sengaja.
Prof. Tim Bromage, pengkaji anatomi wajah manusia, menjelaskan kenyataan yang
diungkapkannya dengan bantuan simulasi komputer ini pada tahun 1992.
Ketika
KNM-ER 1470 pertama kali direkonstruksi, wajahnya dilekatkan pada tengkorak
dalam posisi hampir vertikal, sangat menyerupai wajah datar manusia modern.
Akan tetapi penelitian baru-baru ini mengenai hubungan-hubungan anatomis
menunjukkan bahwa pada masa hidupnya wajah itu seharusnya sangat menonjol, memunculkan
aspek mirip kera, agak mirip dengan wajah Australopithecus.
4. Homo erectus dan setelahnya
Manusia
Menurut
skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut:
pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu
Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern. Akan tetapi, semua klasifikasi
ini ternyata hanya ras-ras asli manusia. Perbedaan di antara mereka tidak lebih
dari perbedaan antara orang Inuit (eskimo) dengan negro atau antara pigmi
dengan orang Eropa.
Mari
kita terlebih dulu mengkaji Homo erectus, yang dikatakan sebagai spesies
manusia paling primitif. Kata “erect”
berarti “tegak”, maka “Homo erectus” berarti “manusia yang berjalan tegak”.
Evolusionis harus memisahkan manusia-manusia ini dari yang sebelumnya dengan
menambahkan ciri “tegak”, sebab semua fosil Homo erectus bertubuh tegak, tidak
seperti spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Jadi, tidak terdapat
perbedaan antara kerangka manusia modern dan Homo erectus. Alasan utama
evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai “primitif” adalah ukuran
tengkoraknya (900-1100 cc) yang lebih kecil dari rata-rata manusia modern, dan
tonjolan alisnya yang tebal. Namun, banyak manusia yang hidup di dunia sekarang
memiliki volume tengkorak sama dengan Homo erectus (misalnya suku Pigmi) dan
ada beberapa ras yang memiliki alis menonjol (seperti suku Aborigin Australia).
Sudah
menjadi fakta yang disepakati bersama bahwa perbedaan ukuran tengkorak tidak
selalu menunjukkan perbedaan kecerdasan atau kemampuan. Kecerdasan bergantung
pada organisasi internal otak,
dan
bukan pada volumenya.
Fosil
yang telah menjadikan Homo erectus terkenal di dunia adalah fosil Manusia
Peking dan Manusia Jawa yang ditemukan di Asia. Akan tetapi, akhirnya diketahui
bahwa dua fosil ini tidak bisa diandalkan.
Manusia Peking terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari plester
untuk menggantikan bagian asli yang hilang. Sedangkan Manusia Jawa “tersusun”
dari fragmen-fragmen tengkorak, ditambah dengan tulang panggul yang ditemukan
beberapa meter darinya, tanpa indikasi bahwa tulang-tulang tersebut berasal
dari satu makhluk hidup yang sama. Itu sebabnya fosil Homo erectus yang
ditemukan di Afrika menjadi lebih penting.
Spesimen
Homo erectus paling terkenal dari Afrika adalah fosil “Narikotome homo erectus”
atau “Anak Lelaki Turkana”, yang ditemukan dekat danau Turkana, Kenya.
Dipastikan bahwa fosil tersebut milik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun,
yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang
tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia modern. Mengenai ini, seorang
ahli paleoantropologi Amerika, Alan Walker, meragukan kemampuan ahli patologi
kebanyakan untuk membedakan kerangka fosil tersebut dengan kerangka manusia
modern.”12 Tentang tengkorak tersebut, Walker berkata bahwa “tengkorak itu
tampak sangat mirip dengan Neandertal”.13 Seperti yang akan kita temukan pada
bab berikutnya, Neandertal adalah ras manusia modern. Jadi, Homo erectus adalah
ras manusia modern juga. Bahkan evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa
perbedaan antara Homo erectus dan manusia modern tidak lebih dari variasi ras:
Perbedaan
bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah, kekokohan dahi dan sebagainya akan
terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat ini
pada ras-ras manusia modern yang terpisah
secara
geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi saling
terpisah secara geografis untuk kurun
waktu yang lama.
Prof.
William Laughlin dari Universitas Connecticut melakukan pengujian anatomi
menyeluruh terhadap orang-orang Inuit dan orang-orang yang hidup di kepulauan
Aleut. Ia mendapati mereka sangat mirip dengan Homo erectus. Laughlin
berkesimpulan bahwa semua ras ini ternyata ras-ras yang bervariasi dari Homo
sapiens (manusia modern).
Jika
kita mempertimbangkan perbedaan besar antara kelompok-kelompok yang berjauhan
seperti Eskimo dan Bushman, yang diketahui berasal dari satu spesies Homo
sapiens, maka dapat disimpulkan bahwa Sinanthropus [spesimen erectus-ALC]
termasuk dalam spesies yang sama.
Di
lain pihak, terdapat jurang pemisah yang lebar antara Homo erectus, suatu ras
manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario “evolusi manusia”
(Australopithecus, Homo habilis, Homo rudolfensis).
Ini
berarti bahwa manusia pertama muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil dan
tanpa sejarah evolusi apa pun. Hal ini sudah cukup jelas mengindikasikan bahwa
mereka diciptakan.
Akan
tetapi, pengakuan atas fakta ini akan sangat bertentangan dengan filsafat
dogmatis dan ideologi evolusionis. Karenanya, mereka mencoba menggambarkan Homo
erectus, ras manusia sesungguhnya, sebagai makhluk separo kera. Pada
rekonstruksi Homo erectus, evolusionis berkeras menggambarkan ciri-ciri kera.
Sebaliknya,
dengan metode penggambaran yang sama, mereka memanusiakan kera seperti
Australopithecus atau Homo habilis. Dengan cara ini, mereka berupaya
“mendekatkan” kera dan manusia, dan menutup celah antara dua kelompok makhluk
hidup yang berbeda ini.
5.
Homo Sapiens Kuno, Homo
Heilderbergensis dan Manusia Cro-Magnon
Dalam
skema evolusi rekaan, Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia
modern. Pada kenyataannya, evolusionis tidak dapat berkata banyak tentang
manusia ini, karena hanya ada sedikit perbedaan
antara
mereka dengan manusia modern. Sejumlah peneliti bahkan mengatakan bahwa
representasi ras ini masih hidup hingga sekarang, dan merujuk kepada orang
Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens, orang Aborigin juga
memiliki alis tebal yang menonjol, struktur rahang miring ke dalam dan
kapasitas tengkorak sedikit lebih kecil. Di samping itu, sejumlah penemu-an
penting mengisyaratkan bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hongaria dan
di beberapa desa di Italia hingga beberapa waktu lalu.
Kelompok
yang disebut sebagai Homo heilderbergensis dalam literatur evolusionis ternyata
sama dengan Homo sapiens kuno. Dua istilah berbeda ini digunakan untuk
mendefinisikan ras manusia yang sama, karena perbedaan konsep di kalangan
evolusionis. Semua fosil yang termasuk dalam golongan Homo heilderbergensis menunjukkan
bahwa kelompok manusia yang secara anatomis sangat mirip dengan orang Eropa
modern telah hidup 500 ribu dan bahkan 740 ribu tahun sebelumnya, pertama di
Inggris dan kemudian di Spanyol. Diperkirakan manusia Cro-Magnon hidup 30.000
tahun lalu. Manusia ini memiliki tengkorak berbentuk kubah dan dahi yang lebar.
Kapasitas tengkoraknya 1.600 cc, di atas rata-rata untuk manusia modern. Tengkoraknya
memiliki tonjolan alis yang tebal dan tonjolan tulang di bagian belakang yang
merupakan ciri manusia Neanderthal dan Homo erectus.
Kendati
Cro-Magnon dianggap suatu ras Eropa, struktur dan volume tengkoraknya tampak
lebih mirip tengkorak ras-ras yang hidup di Afrika dan daerah tropis saat ini.
Berdasarkan ini, Cro-Magnon diperkirakan sebagai suatu ras Afrika kuno.
Sejumlah temuan paleoantropologi telah menunjukkan bahwa ras Cro-Magnon dan
Neandertal saling membaur, kemudian mengawali ras-ras dewasa ini. Sekarang
sudah diakui bahwa
representasi
dari ras Cro-Magnon masih hidup di beberapa wilayah di benua Afrika, dan di
daerah Salute dan Dordogne di Prancis. Kelompok manusia berkarakteristik sama
juga hidup di Polandia dan Hongaria.
E. TEORI
ASAL - USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Banyak ahli
- ahli yang menyampaikan pendapatnya tentang Asal - Usul Bangsa Indonesia. Ada
pendapat yang diterima dan ada juga yang tidak, dan pendapat yang diterima
itulah yang disebut sebuah teori. Berikut adalah 15 Nama Ahli beserta
pendapatnya tentang Asal - Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia :
1. Drs. Moh.
Ali
Ali
menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina.
Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat
bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh
bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke
Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu
sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara
bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto
Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga 500 SM (Deutro Melayu).
Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu
bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik-dua.
2. Prof. Dr.
H. Kern
Ilmuwan asal
Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di
kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar
bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa
Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya,
nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju
kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan
bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia,
misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja.
Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak
kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt
berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
3. Willem
Smith
Melihat
asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang
Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa
yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman,
dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria
dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa
Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini
mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia
4. Prof. Dr.
Sangkot Marzuki
Menyatakan
bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia dataran
Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia
menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo
Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia
saat ini. Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang
sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.
5. Van Heine
Geldern
Pendapatnya
tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia
Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah
artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia
mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
6. Prof. Mohammad
Yamin
Yamin
menentang teori-teori di atas. Ia menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari
luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia adalah
asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada
sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin
menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak
dan lengkap di Indonesia daripada daerah lainnya di Asia,
misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang
tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia Tenggara).
7. Prof. Dr.
Krom
Menguraikan
bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena
di daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka
menyebar ke kawasan Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM.
8. Dr.
Brandes
Berpendapat
bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki persamaan dengan
bangsa-bangsa yang bermukim di daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara
Pulau Formosa di Taiwan, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu
Jawa, Bali; sebelah timur hingga ke tepi pantai bata Amerika. Brandes
melakukan penelitian ini berdasarkan perbandingan bahasa.
9. Hogen
Menyatakan
bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera.
Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa
Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu
kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500
SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500
hingga 500 SM.
10. Max
Muller
Berpendapat
lebih spesifik, yaitu bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia
Tenggara. Namun, alasan Muller tak didukung oleh alasan yang jelas.
11. Mayundar
Berpendapat
bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, lalu
menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik. Teori
Mayundar ini didukung oleh penelitiannya bahwa bahasa Austria merupakan bahasa
Muda di India bagian timur.
12. Mens
Berpendapat
bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Mongol yang
terdesak oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat, sehingga mereka terdesak ke
selatan termasuk kawasan Indonesia.
13. Sultan Takdir Alisyahbana
Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang berasal dari melayu karena
berdasarkan rumpun bahasa yang memiliki kesamaan.
14. Gorys Kraf
Indonesia kebudayaannya
lebih tinggi dari kebudayaan wilayah sekitarnya, yang berarti induknya
berasal dari Indonesia.
15. Harry
Truman Simandjutak
Bahwa bahasa
yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari Bahasa Austronesia yang
induknya ada di Pulau Formosa, Taiwan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Nofita Rusdiana.
"Revolusiindustri.blogspot.com." November 14, 2007. (accessed Oktober
10, 2013).
http:\\blogedwien.blogspot.com. April 04, 2013. (accessed
November 5, 2013).
J.Bronowski. The
Ascent Of Man. Chicago: Little, Brown and Company, 1973.
Mizan, Ahmad. http:\\mizanis.wordpress.com.
Desember 10, 2012. http:\\mizanis.wordpress.com (accessed Oktober 29, 2013).
Yahya, Harun.
"Keruntuhan Teori Evolusi." 2010: 1-126.
Komentar
Posting Komentar