Matematika




NAMA
:
DIAN HIDAYAT TANJUNG
KELAS
:
IV / C SORE
NMP
:
1202030310
JURUSAN
:
FKIP MAPTEMATIKA
M.KULIAH

BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)

LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN :
1.  Peserta didik dikelompokkan ke dalam ± 4 anggota tim
2.  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok baru ( Kelompok Ahli ), untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5.  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota  lainnya mendengarkan dengan sungguh sungguh
6.  Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.  Guru memberi evaluasi
8.  Penutup









 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN :
1.  Pendidik mengelompokkan peserta didiknya ke dalam beberapa kelompok.
                        Di dalam pembelajaran ,pendidik akan mengelompokkan peserta didiknya menjadi empat kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari empat peserta didik. Untuk membagi kelompok tersebut, pendidik mengundi peserta didik  untuk menentukan kelompoknya masing masing. Kemudian setiap anggota kelompok di beri nomor urut, 1 sampai 4
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK  IV
1. EVAN DIMAS
1. TUKUL ARWANA
1. DENNI CAGUR
1. C.RONALDO
2. ILHAM UDIN
2. SULE
2. WENDI CAGUR
2. L.MESSI
3. MUCLIS HADI
3. PARTO
3. RAPI AHMAD
3. SUAREZ
4. MALDINI PALI
4. AZIS GAGAP
4. BILLY
4. NEYMAR


           
2.   Kemudian, pendidik menentukan bagian dan ( materi / sub bab) kepada setiap anggota kelompok.

Setelah peserta didik membentuk kelompok sesuai dengan kelompok masing masing , pendidik menentukan bagian serta materi / sub bab sesuai dengan nomor urutan anggota kelompok.
            Misalnya seperti tabel berikut:
NOMOR URUT
MATERI/ SUB BAB
1
Defenisi matriks dan pengoperasian matriks.
2
Jenis jenis matriks
3
Determinan matriks
4
Invers matrik
NOMOR URUT
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK IV
1
1. EVAN DIMAS
1. TUKUL ARWANA
1. DENNI CAGUR
1. C.RONALDO
2
2. ILHAM UDIN
2. SULE
2. WENDI CAGUR
2. L.MESSI
3
3. MUCLIS HADI
3. PARTO
3. RAPI AHMAD
3. SUAREZ
4
4. MALDINI PALI
4. AZIS GAGAP
4. BILLY
4. NEYMAR





3.  Setelah itu, pendidik memberi materi yang ditugaskan kepada setiap kelompok sesuai bagiannya dan memberi waktu kepada peserta didik untuk mempelajarinya.
            Dalam setiap kelompok, pendidik akan memberikan empat materi sesuai dengan tabel . Setelah memberi  materi, pendidik memerintahkan kepada peserta didinya untuk mempelajari masing – masing dari materi yang diberikan selama sepuluh menit.
    
BAGIAN NO URUT I
1.  Defenisi matriks dan pengoperasian matriks.
A.    Defenisi matriks
       Matriks adalah himpunan bilangan atau fungsi yang tersusun dalam baris dan kolom serta diapit oleh dua kurung siku.



            Bilangan atau fungsi tersebut dinamakan entri atau elemen dari matriks.matriks dilambangkan dengan huruf besar , sedangkan entri (elemen) dilambangkan dengan huruf kecil, seperti contoh berikut ini.
                                                A =
Dalam matriks di kenal ukuran matriks yang di sebut  ordo, yaitu banyak baris x banyaknya kolom(tanda x bukan menyatakan perkalian, tetapi hanya sebagai pemisahan), seperti contoh berikut.
                                                A =
Matriks A berordo 2 x 3, dengan entri a,b,c,d,e dan f

B.    Pengoperasian matriks .

Penjumlahan dan pengurangan matriks


Penjumlahan dan pengurangan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks memiliki ukuran atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi adalah elemen yang posisi atau letaknya sama.
 
http://2.bp.blogspot.com/-N4Hek49VRdM/UFvQzTK3cvI/AAAAAAAABGA/cr1mmSNYy3s/s1600/penjumlahan+matriks.png 

atau dalam representasi dekoratfinya

http://3.bp.blogspot.com/-Szrd8yRYUJk/UFvQ_iyM6cI/AAAAAAAABGI/MFmaUJa2wYU/s1600/penjumlahan+2.png

http://3.bp.blogspot.com/-sXo8hS9h4YA/UFvRIgWOPgI/AAAAAAAABGQ/zq_DpU0-tI4/s1600/penjumlahan+3.png

Perkalian Skalar
Matriks dapat dikalikan dengan sebuah skalar.
\lambda\cdot A := (\lambda\cdot a_{ij})_{i=1, \ldots , m; \ j=1, \ldots , n}
Contoh perhitungan :
5 \cdot
  \begin{pmatrix}
    1 & -3 & 2 \\
    1 &  2 & 7
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
   5 \cdot 1 & 5 \cdot (-3) & 5 \cdot 2 \\
   5 \cdot 1 & 5 \cdot   2  & 5 \cdot 7
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
    5 & -15 & 10 \\
    5 & 10  & 35
  \end{pmatrix}


Perkalian matriks
Matriks dapat dikalikan, dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, lalu dijumlahkan pada baris yang sama.

 c_{ij}=\sum_{k=1}^m a_{ik}\cdot b_{kj}
Contoh perhitungan :
  \begin{pmatrix}
    1 & 2 & 3 \\
    4 & 5 & 6 \\
  \end{pmatrix}
  \cdot
  \begin{pmatrix}
    6 & -1 \\
    3 & 2 \\
    0 & -3
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
     1 \cdot 6  +  2 \cdot 3  +  3 \cdot 0 &
     1 \cdot (-1) +  2 \cdot 2 +  3 \cdot (-3) \\
     4 \cdot 6  +  5 \cdot 3  +  6 \cdot 0 &
     4 \cdot (-1) +  5 \cdot 2 +  6 \cdot (-3) \\
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
    12 & -6 \\
    39 & -12
  \end{pmatrix}















BAGIAN NO URUT II
2.   Jenis jenis matriks
Jenis-jenis matriks dapat dibagi berdasarkan ordo dan elemen / unsur dari matriks tersebut.

Berdasarkan ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
  • Matriks Bujursangkar adalah matriks yang memiliki ordo n x n atau banyaknya baris sama dengan banyaknya  kolom yang terdapat dalam mtriks tersebut. Matriks ini disebut juga dengan matriks persegi berordo n.
          Contoh : 
http://2.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDkZp_ITFHI/AAAAAAAAAf8/d6Xnlc5buV8/s200/mbujursangkar.png

  • Matriks Baris adalah Matriks Baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris
          Contoh :    A =  ( 2  1  3  -7 )

  • Matriks Kolom adalah  Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri dari satu kolom.
          Contoh :   
http://3.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDkcx4e821I/AAAAAAAAAgE/fLTN3o0q2a8/s320/kolom.jpg
                            
  • Matriks Tegak  adalah  suatu matriks yang banyaknya baris lebih dari banyaknya kolom.
          Contah :
http://4.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDkgPaj7AbI/AAAAAAAAAgU/eJOJXh265bk/s320/tegak.jpg

  • Matriks datar adalah Matriks  yang banyaknya baris kurang dari banyaknya kolom.
       Contoh :

http://1.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDkhsk9rwSI/AAAAAAAAAgc/IL6rgX0xNR4/s320/datar.jpg


Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya matriks  dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :

  • Matriks Nol adalah Suatu matriks   yang setiap unsurnya 0 berordo  m x n, ditulis dengan huruf  O. 
        contoh :
http://3.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDvNWqpHbyI/AAAAAAAAAgk/qZVHRyRyIro/s320/NOl.jpg
  • Matriks Diagonal adalah  suatu matriks bujur sangkar yang  semua unsurnya , kecuali unsur-unsur pada diagonal utama adalah nol.
       Contah :  
http://4.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDvPDZ5Zb2I/AAAAAAAAAgs/KCjrgBMot0g/s320/diagonal.jpg

  • Matriks Segi Tiga adalah  suatu matriks bujur sangkar yang unsur-unsur dibawah atau diatas diagonal utama semuanya 0 .
       Contoh : 
http://3.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDvSLR6MLUI/AAAAAAAAAg8/AoPwSQpHsbg/s320/segi.jpg

       Dimana Matriks C disebut matriks segi tiga bawah dan matriks D disebut matriks segitiga atas.

  • Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya sama.
       Contoh :
http://1.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TDvVlVYW78I/AAAAAAAAAhE/Q6I_l4TxcKU/s320/skalar.jpg

  • Matriks Identitas atau Matriks Satuan adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya satu ditulis dengan huruf  I.
       Contoh :
http://4.bp.blogspot.com/_o7okww-u4rc/TD5HYaQWS1I/AAAAAAAAAhM/7yd_UO9g2PY/s320/identitas.jpg

  • Matriks Simetri adalah  suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke-i kolom ke-j  sama dengan unsur pada baris ke-j kolom ke-i sehingga aij = aji .



















BAGIAN URUT NO III
3.  Determinan matriks
















BAGIAN NO URUT IV
4.     Invers matriks

JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B A = I , maka B disebut balikan atau invers dari A dan dapat dituliskan B = A − 1 ( B sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A maka dapat dituliskan A = B − 1. Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers dari A maka B = C.
Matriks A =
\begin{bmatrix} a & b \\ c & d \\ \end{bmatrix}dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0
Dengan Rumus =
A^{-1} = \frac{1} {ad-bc}\begin{bmatrix} d & -b \\
 -c & a \\ \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} \frac{d} {ad-bc} & 
-\frac{b} {ad-bc} \\ -\frac{c} {ad-bc} & \frac{a} {ad-bc} \\ 
\end{bmatrix}
Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-invers dan (AB) − 1 = B − 1A − 1

Contoh 1:
Matriks
A = \begin{bmatrix} 2 & -5 \\ -1 & 3 \\ \end{bmatrix}dan B = \begin{bmatrix} 3 & 5 \\ 1 & 2 \\
 \end{bmatrix}
AB = \begin{bmatrix} 2
 & -5 \\ -1 & 3 \\ \end{bmatrix}\begin{bmatrix} 3 & 5 \\ 1 & 2 \\ 
\end{bmatrix}= \begin{bmatrix} 1 & 0 \\ 0 & 1 \\ 
\end{bmatrix}= I (matriks identitas)
BA = \begin{bmatrix} 3 & 5 \\ 1 & 2 \\ 
\end{bmatrix}\begin{bmatrix} 2 & -5 \\ -1 & 3 \\ 
\end{bmatrix}= \begin{bmatrix} 1 & 0 \\ 0 & 1 \\ 
\end{bmatrix}= I (matriks identitas)
Maka dapat dituliskan bahwa B = A − 1 (B Merupakan invers dari A)

Contoh 2:
Matriks
A = \begin{bmatrix} 1 & 1 \\
 3 & 4 \\ \end{bmatrix}dan B = \begin{bmatrix} 2 & 5 \\ 3 & 4 \\
 \end{bmatrix}
AB = \begin{bmatrix} 1
 & 1 \\ 3 & 4 \\ \end{bmatrix}\begin{bmatrix} 2 & 5 \\ 3 & 4 \\ 
\end{bmatrix}= \begin{bmatrix} 3 & 4 \\ 6 & 8 \\ 
\end{bmatrix}
BA = \begin{bmatrix} 2
 & 5 \\ 3 & 4 \\ \end{bmatrix}\begin{bmatrix} 1 & 1 \\ 3 & 4 \\ 
\end{bmatrix}= \begin{bmatrix} 17 & 21 \\ 15 & 19 \\ 
\end{bmatrix}
Karena AB ≠ BA ≠ I maka matriks A dan matriks B disebut matriks tunggal.

Contoh 3:
Matriks
A = \begin{bmatrix} 3 & 1 \\ 5 & 2 \\ 
\end{bmatrix}
Tentukan Nilai dari A-1
Jawab:
A^{-1} =\frac{1} {(3)(2)-(5)(1)}\begin{bmatrix} 2 
& -1 \\ -5 & 3 \\ \end{bmatrix} = \frac{1} {6-5}\begin{bmatrix} 2
 & -1 \\ -5 & 3 \\ \end{bmatrix} = \frac{1} {1}\begin{bmatrix} 2
 & -1 \\ -5 & 3 \\ \end{bmatrix} = \begin{bmatrix} 2 & -1 \\
 -5 & 3 \\ \end{bmatrix}

Contoh 4:
Matriks
A = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ 1 & 3 \\ 
\end{bmatrix}, B = \begin{bmatrix} 3 & 2 \\ 2 & 2 \\ 
\end{bmatrix}, AB = \begin{bmatrix} 7 & 6 \\ 9 & 8 \\ 
\end{bmatrix}
Dengan menggunakan rumus, maka didapatkan
A^{-1} = \begin{bmatrix} 3 & -2 \\ -1 & 1 \\ 
\end{bmatrix}, B^{-1} = \begin{bmatrix} 1 & -1 \\ -1 & 
\frac{3} {2} \\ \end{bmatrix}, (AB)^{-1} = \begin{bmatrix} 4 & -3 \\ 
-\frac{9} {2} & 8 \\ \end{bmatrix}
Maka
B^{-1} 
A^{-1}= \begin{bmatrix} 1 & -1 \\ -1 & \frac{3} {2} \\ 
\end{bmatrix}\begin{bmatrix} 3 & -2 \\ -1 & 1 \\ 
\end{bmatrix}= \begin{bmatrix} 4 & -3 \\ -\frac{9} {2} 
& 8 \\ \end{bmatrix}
Ini membuktikan bahwa (AB) − 1 = B − 1A – 1














4.   Kemudian, pendidik memerintahkan kepada peserta didiknya untuk membentuk kelompok baru.
                Pendidik mengarahkan peserta didiknya untuk membentuk kelompok baru (kelompok ahli) sesuai dengan materi  yang mereka miliki. Di mana setiap peserta didik membentuk kelompok ahli sesuai dengan nomor urut yang sama. Dan memberi waktu lima belas menit untuk mendiskusikan materi secara bersama dalam kelompok ahli

KELOMPOK AHLI

DEFENISI DAN PENGOPERASIAN MATRIKS
JENIS JENIS MATRIKS
DETERMINAN MATRIKS
INVERS MATRIKS

1. EVAN DIMAS
2. ILHAM UDIN
3. MUCLIS HADI
4. MALDINI PALI

1. TUKUL ARWANA
2. SULE
3. PARTO
4. AZIS GAGAP

1. DENNI CAGUR
2. WENDI CAGUR
3. RAPI AHMAD
4. BILLY

1. C.RONALDO
2. L.MESSI
3. SUAREZ
4. NEYMAR




5.  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota  lainnya mendengarkan dengan sungguh sungguh. (waktu 20 menit)














6.         Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
            Pendidik, memerintahkan peserta didik untuk membentuk kembali kelompok ahli danmemberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. (waktu 20 menit)
Hasil Diskusi Tim Ahli (1)
Aljabar Matriks
1.      Kesamaan Matriks
Dua matriks  dan matriks  yang berukuran sama (memiliki jumlah baris dan kolom yang sama), dikatakan sama jika dan hanya jika . Sebagai contoh,
,
jika dan hanya jika x = 2, y =
-1, r = 0, s = 4, u = 8, dan v = 3.
2.      Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks A dan B yang berukuran sama dapat dijumlahkan/dikurangkan untuk menghasilkan matriks C yang unsur-unsurnya merupakan hasil penjumlahan/pengurangan dari unsur matriks A dan B yang bersesuaian. Secara matematis, jika A dan B adalah dua matriks yang berukuran sama, maka  dengan
3.      Perkalian Matriks dengan Skalar
Perkalian matriks A dengan skalar k akan menghasilkan sebuah matriks baru B yang unsur-unsurnya diperoleh dengan mengalikan unsur-unsur matriks A dengan k. Jadi, B = kA.
4.      Perkalian dua Matriks
Jika  sebuah matriks berukuran  dan  sebuah matriks berukuran , maka perkalian matriks A dengan matriks B, yaitu C = AB, didefinisikan sebagai
,
dengan matriks C berukuran  Perkalian dua matriks dapat dilakukan jika dan hanya jika banyaknya kolom A sama dengan banyaknya baris B.
Untuk  dan , diperoleh .
Berbeda dengan aljabar bilangan biasa, perkalian matriks pada umumnya tidak komutatif. Akan tetapi, hukum asosiatif dan distributif tetap berlaku:
A(BC)= (AB)C, A(B + C) = AB + AC, (A + B)C = AC + AC.
            Sebuah matriks A dapat dikalikan dengan dirinya sendiri jika dan hanya jika A adalah        matriks bujur sangkar. Ungkapan AA biasanya ditulis . Dengan cara yang sama,             , dan sebagainya.
5.      Matriks Transpos
            Untuk matriks A dapat dilakukan operasi transposisi, yaitu mengganti baris dengan            kolomnya sehingga diperoleh matriks baru. Matriks baru sebagai hasil transposisi ini      dinamakan transpose dari A dan dinyatakan dengan  Dengan demikian, jika             maka  Sebagai contoh, jika
  maka .
            Sifat-sifat matriks transpos: , , dan
Untuk matriks kompleks, yaitu matriks yang unsur-unsurnya bilangan kompleks, terdapat operasi konjugat kompleks dan konjugat hermite.
            Operasi konjugat kompleks pada matriks kompleks C yang dinyatakan dengan  akan menghasilkan matriks baru B yang elemen-elemennya adalah konjugat kompleks dari C. Jadi,  Matriks  dikenal sebagai matriks konjugat kompleks dari C.
            Operasi konjugat hermite pada matriks kompleks C merupakan kombinasi dari operasi konjugat kompleks dan transposnya sehingga sehingga menghasilkan matriks baru B. Dengan demikian,  atau . Elemen-elemen matriks B adalah . Matriks B ini dikenal sebagai matriks konjugat hermite dari C.
Sebagai contoh, jika
 maka .



Hasil Diskusi Tim Ahli (2)
Matriks-matriks Khusus
Matriks bujur sangkar, matriks baris, dan matriks kolom biasanya dikelompokkan ke dalam matriks khusus. Ada beberapa matriks khusus yang lain, yaitu:
1)      Matriks diagonal, yaitu matriks yang semua unsurnya nol kecuali unsur-unsur yang terletak pada diagonal utama. Contoh,
.

Jumlah semua unsur diagonal utama sebuah matriks bujur sangkar dinamakan trace matriks yang bersangkutan.
2)      Matriks segitiga, yaitu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya terletak di bawah atau di atas diagonal utama sama dengan nol. Jika unsur-unsur nol terletak di bawah diagonal utama, biasanya disebut matriks segitiga atas. Sebaliknya, jika unsur-unsur nol terletak di atas diagonal utama disebut matriks segitiga bawah.
3)      Matriks satuan, yaitu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya pada diagonal utama sama dengan 1, sedangkan unsur-unsur yang lain sama dengan nol. Matriks satuan biasanya diberi simbol I. Sebagai contoh,
.
4)      Matriks nol, yaitu matriks yang unsur-unsurnya sama dengan nol dan biasanya diberi simbol O. Untuk matriks A yang ukurannya sama dengan O, berlaku  dan
5)      Matriks simetri, yaitu matriks bujur sangkar yang memenuhi sifat  Jika  A disebut matriks taksimetri.
6)      Matriks kofaktor, yaitu matriks yang didefinisikan sebagai .
Jika  maka , dengan
, , dan seterusnya.
7)      Matriks adjoint, yaitu matriks yang diperoleh dari transpose matriks kofaktor. Jadi, .
            Untuk , , dan .
8)                  Jika , matriks A dikatakan self-adjoint.
9)                  Jika  matriks A dikatakan involuntary.
10)              Jika , matriks A dinamakan matriks real.
11)              Jika  matriks A dinamakan matriks orthogonal.
12)              Jika , matriks A dinamakan matriks hermite.
13)              Jika  matriks A dinamakan matriks uniter.
14)              Jika  matriks A dinamakan matriks imajiner murni.
Jika  matriks A dinamakan matriks idempotent (indepotent matrix).



















Hasil Diskusi Tim Ahli (3)
Untuk setiap matriks bujur sangkar A terdapat nilai karakteristi yang dikenal sebagai determinan, biasa ditulis det (A) atau . Determinan matriks A ditulis sebagai
.
Jika matriks A dengan det (A) = 0, A disebut matriks singular. Sebaliknya, jika det (A) , A disebut matriks taksingular.
Minor
Jika baris ke-j dan kolom ke-k pada determinan yang disajikan di atas dihilangkan, kemudian dibentuk sebuah determinan dari unsur-unsurnya yang tertinggal, akan diperoleh determinan baru yang terdiri atas (n-1) baris dan (n-1) kolom. Determinan baru ini merupakan minor dari unsur  dan dinyatakan dengan ungkapan . Sebagai contoh,
 
maka minor unsur  adalah , yaitu
.
Jika minor dari  dikalikan dengan  hasilnya dinamakan kofaktor dari  dan dinyatakan dengan . Jadi,
.
Untuk menentukan determinan matriks A dapat digunakan ekspansi Laplace yang menyatakan bahwa nilai determinan merupakan jumlah dari hasil kali unsur-unsur pada suatu baris (atau suatu kolom) dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian. Secara matematis,
, untuk sembarang j.
Sebagai contoh, kita akan menghitung
Untuk j =1, diperoleh
,
dengan  dan . Jadi,
.
Sifat-sifat Determinan
1)         Nilai determinan tidak berubah apabila baris dan kolomnya dipertukarkan. Jadi,
2)         Jika semua unsur dari suatu baris (atau kolom) adalah nol, determinan matriks itu sama dengan nol.
3)         Jika semua unsur dari suatu baris (atau kolom) adalah nol, kecuali satu unsur, determinannya sama dengan hasil kali unsur itu dengan kofaktornya.
4)         Pertukaran dua baris atau dua kolom sembarang akan mengubah tanda determinan.
5)         Jika semua unsur dalam suatu baris (atau kolom) dikalikan dengan sebuah bilangan, determinannya juga dikalikan dengan bilangan itu.
6)         Jika dua baris (atau kolom) sama atau sebanding, determinannya sama dengan nol.
7)         Jika setiap unsur dalam suatu baris (atau kolom) sebuah determinan merupakan jumlah dua suku, determinannya dapat dinyatakan sebagai jumlah dua determinan yang berukuran sama.
8)         Jika kita mengalikan unsur-unsur suatu baris (atau kolom) dengan sebuah bilangan kemudian dijumlahkan dengan unsur-unsur yang bersesuaian dengan suatu baris (atau kolom) yang lain, nilai determinannya tetap.
9)         Jika A dan B dua matriks bujur sangkar yang berukuran sama, maka
10)     Jumlah dari hasil kali unsur-unsur dalam suatu baris (atau kolom) dengan kofaktor-kofaktornya dari baris (atau kolom) lainnya adalah nol. Secara matematis,
 atau , jika
Jika , hasilnya sama dengan







Hasil Diskusi Tim Ahli (4)
Jika pada matriks bujur sangkar A terdapat matriks B sehingga AB = I, dengan I adalah matriks identitas, maka B dinamakan invers matriks A dan ditulis sebagai  Jadi, jika A adalah matriks bujur sangkar tak singular berorde-n, maka terdapat satu invers  sehingga  Invers matriks memiliki sifat,  dan  
Untuk menentukan invers matriks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: metode reduksi baris dan metode determinan.

Metode Reduksi Baris
Untuk memberi gambaran penerapan metode reduksi baris, diandaikan kita akan menghitung invers matriks A. Dengan mengingat sifat-sifat matriks satuan I, A = IA. Selanjutnya, dengan mereduksi A di ruas kiri menjadi I maka ruas kanan akan tereduksi menjadi B sehingga menghasilkan I = AB. Jadi, B adalah invers matriks A. Metode reduksi baris terdiri atas operasi-operasi berikut:
·         menukarkan dua baris,
·         mengalikan sembarang baris dengan sebuah tetapan  dan
·         menjumlahkan atau mengurangkan dua baris sembarang.
Untuk memudahkan penulisan operasi reduksi baris, biasa digunakan notasi  dan  Notasi pertama menunjukkan baris-j dan baris-k dipertukarkan, sedangkan notas kedua artinya baris-j dikalikan dengan a kemudian dijumlahkan atau dikurangkan dengan b kali baris-k.

Metode Determinan
Sebuah matriks memiliki invers jika dan hanya jika  Invers matriks A dapat ditentukan dengan rumus






7.  Guru memberi evaluasi
Setelah presentasi (tim ahli) selesai, pendidik memberi penjelasan mengenai materi – materi yang telah di tugaskan kepada peserta didiknya, serta memberi soal – soal latihan sebagai alat untuk mengetes sejauh mana pemahaman peserta didiknya mengenai materi yang telah ditugaskan. (waktu 15 menit)
1. Tentukan hasil dari setiap operasi matriks berikut :
a.
b.
c.
2. Tentukan determinan dari suatu matriks berikut
a.
b.
c.
3. Dari soal nomor 2, maka tentukanlah setiap invers dari matriks tersebut.
4. Tentukan hasil matriks berikut
a. + 2
b. -4





8.  Penutup
Pendidik memeriksa setiap jawaban peserta didiknya mengenai soal yang diberikan. Dan memberi tugas (PR), untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi Matriks, serta mengakhiri pembelajaran.
1. Tentukan determinan beserta invers matriks berikut
a.
b.
c.
d.
2. Tentukan hasil matriks berikut
a. - 3                
b.

Komentar

Postingan Populer