Matematika
NAMA
|
:
|
DIAN
HIDAYAT TANJUNG
|
KELAS
|
:
|
IV
/ C SORE
|
NMP
|
:
|
1202030310
|
JURUSAN
|
:
|
FKIP
MAPTEMATIKA
|
M.KULIAH
|
|
BELAJAR
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
|
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND
SNAPP, 1978)
LANGKAH
MODEL PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam ± 4
anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang ditugaskan
4. Anggota
dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama,
bertemu dalam kelompok baru ( Kelompok Ahli ), untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
5. Setelah
selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh sungguh
6. Tim
ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
8.
Penutup
IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN :
1. Pendidik
mengelompokkan peserta didiknya ke dalam beberapa kelompok.
Di dalam pembelajaran
,pendidik akan mengelompokkan peserta didiknya menjadi empat kelompok, yang
setiap kelompok terdiri dari empat peserta didik. Untuk membagi kelompok
tersebut, pendidik mengundi peserta didik
untuk menentukan kelompoknya masing masing. Kemudian
setiap anggota kelompok di beri nomor urut, 1 sampai 4
KELOMPOK I
|
KELOMPOK II
|
KELOMPOK III
|
KELOMPOK IV
|
1. EVAN DIMAS
|
1. TUKUL ARWANA
|
1. DENNI CAGUR
|
1. C.RONALDO
|
2. ILHAM UDIN
|
2. SULE
|
2. WENDI CAGUR
|
2. L.MESSI
|
3. MUCLIS HADI
|
3. PARTO
|
3. RAPI AHMAD
|
3. SUAREZ
|
4. MALDINI PALI
|
4. AZIS GAGAP
|
4. BILLY
|
4. NEYMAR
|
2. Kemudian, pendidik
menentukan bagian dan ( materi / sub bab) kepada setiap anggota kelompok.
Setelah
peserta didik membentuk kelompok sesuai dengan kelompok masing masing , pendidik
menentukan bagian serta materi / sub bab sesuai dengan nomor urutan anggota
kelompok.
Misalnya seperti tabel berikut:
NOMOR URUT
|
MATERI/ SUB BAB
|
1
|
Defenisi
matriks dan pengoperasian matriks.
|
2
|
Jenis
jenis matriks
|
3
|
Determinan
matriks
|
4
|
Invers
matrik
|
NOMOR URUT
|
KELOMPOK I
|
KELOMPOK II
|
KELOMPOK III
|
KELOMPOK IV
|
1
|
1. EVAN DIMAS
|
1. TUKUL ARWANA
|
1. DENNI CAGUR
|
1. C.RONALDO
|
2
|
2. ILHAM UDIN
|
2. SULE
|
2. WENDI CAGUR
|
2. L.MESSI
|
3
|
3.
MUCLIS HADI
|
3.
PARTO
|
3.
RAPI AHMAD
|
3.
SUAREZ
|
4
|
4. MALDINI PALI
|
4. AZIS GAGAP
|
4. BILLY
|
4. NEYMAR
|
3. Setelah itu, pendidik memberi materi
yang ditugaskan kepada setiap kelompok sesuai bagiannya dan memberi waktu
kepada peserta didik untuk mempelajarinya.
Dalam setiap kelompok, pendidik akan
memberikan empat materi sesuai dengan tabel . Setelah memberi materi, pendidik memerintahkan kepada peserta
didinya untuk mempelajari masing – masing dari materi yang diberikan selama
sepuluh menit.
BAGIAN
NO URUT I
1. Defenisi matriks dan
pengoperasian matriks.
A.
Defenisi matriks
Matriks
adalah himpunan bilangan atau fungsi yang tersusun dalam baris dan kolom
serta diapit oleh dua kurung siku.
|
Bilangan
atau fungsi tersebut dinamakan entri atau elemen dari matriks.matriks
dilambangkan dengan huruf besar , sedangkan entri (elemen) dilambangkan dengan
huruf kecil, seperti contoh berikut ini.
A
=
Dalam matriks di kenal ukuran matriks yang di
sebut ordo, yaitu banyak baris x
banyaknya kolom(tanda x bukan menyatakan perkalian, tetapi hanya sebagai
pemisahan), seperti contoh berikut.
A
=
Matriks A berordo 2 x 3, dengan entri a,b,c,d,e dan f
B.
Pengoperasian matriks .
Penjumlahan
dan pengurangan matriks
Penjumlahan
dan pengurangan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks memiliki
ukuran atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi
adalah elemen yang posisi atau letaknya sama.
atau
dalam representasi dekoratfinya
Perkalian
Skalar
Matriks
dapat dikalikan dengan sebuah skalar.
Contoh
perhitungan :
Perkalian matriks
Matriks
dapat dikalikan, dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, lalu
dijumlahkan pada baris yang sama.
Contoh
perhitungan :
BAGIAN
NO URUT II
2.
Jenis jenis matriks
Jenis-jenis
matriks dapat dibagi berdasarkan ordo dan elemen / unsur dari matriks tersebut.
Berdasarkan ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
Berdasarkan ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Matriks Bujursangkar adalah matriks yang memiliki ordo n x n atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom yang terdapat dalam mtriks tersebut. Matriks ini disebut juga dengan matriks persegi berordo n.
Contoh :
- Matriks Baris adalah Matriks Baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris
Contoh : A = ( 2 1 3 -7 )
- Matriks Kolom adalah Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri dari satu kolom.
Contoh :
- Matriks Tegak adalah suatu matriks yang banyaknya baris lebih dari banyaknya kolom.
Contah :
- Matriks datar adalah Matriks yang banyaknya baris kurang dari banyaknya kolom.
Contoh :
Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya matriks dapat di bagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
- Matriks Nol adalah Suatu matriks yang setiap unsurnya 0 berordo m x n, ditulis dengan huruf O.
contoh :
- Matriks Diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya , kecuali unsur-unsur pada diagonal utama adalah nol.
Contah :
- Matriks Segi Tiga adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur-unsur dibawah atau diatas diagonal utama semuanya 0 .
Contoh :
Dimana Matriks C disebut matriks segi tiga bawah dan matriks D disebut
matriks segitiga atas.
- Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya sama.
Contoh :
- Matriks Identitas atau Matriks Satuan adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya satu ditulis dengan huruf I.
Contoh :
- Matriks Simetri adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke-i kolom ke-j sama dengan unsur pada baris ke-j kolom ke-i sehingga aij = aji .
BAGIAN
URUT NO III
3.
Determinan matriks
BAGIAN NO URUT IV
4. Invers matriks
JIka A dan B matriks bujur sangkar
sedemikian rupa sehingga A B = B A = I , maka B disebut balikan atau invers
dari A dan dapat dituliskan B = A − 1 ( B sama dengan invers
A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A maka dapat dituliskan A
= B − 1. Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks
tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers dari A maka B
= C.
Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0
Dengan Rumus =
Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-invers dan (AB) − 1 = B − 1A − 1
Contoh 1:
Matriks
Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0
Dengan Rumus =
Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-invers dan (AB) − 1 = B − 1A − 1
Contoh 1:
Matriks
A = dan B =
AB = = = I (matriks identitas)
BA = = = I (matriks identitas)
Maka dapat dituliskan bahwa B
= A − 1 (B Merupakan invers dari A)
Contoh 2:
Matriks
Contoh 2:
Matriks
A = dan B =
AB = =
BA = =
Karena AB ≠ BA ≠ I maka matriks A
dan matriks B disebut matriks tunggal.
Contoh 3:
Matriks
Contoh 3:
Matriks
A =
Tentukan Nilai dari A-1
Jawab:
Contoh 4:
Matriks
Jawab:
Contoh 4:
Matriks
A = , B = , AB =
Dengan menggunakan rumus, maka
didapatkan
,
,
Maka
=
Ini
membuktikan bahwa (AB) − 1 = B − 1A
– 1
4. Kemudian, pendidik
memerintahkan kepada peserta didiknya untuk membentuk kelompok baru.
Pendidik mengarahkan
peserta didiknya untuk membentuk kelompok baru (kelompok ahli) sesuai dengan
materi yang mereka miliki. Di mana
setiap peserta didik membentuk kelompok ahli sesuai dengan nomor urut yang
sama. Dan memberi waktu lima belas menit untuk mendiskusikan materi secara
bersama dalam kelompok ahli
KELOMPOK AHLI
|
||||
DEFENISI DAN
PENGOPERASIAN MATRIKS
|
JENIS
JENIS MATRIKS
|
DETERMINAN MATRIKS
|
INVERS
MATRIKS
|
|
1. EVAN
DIMAS
|
2. ILHAM UDIN
|
3. MUCLIS HADI
|
4. MALDINI PALI
|
|
1. TUKUL
ARWANA
|
2. SULE
|
3. PARTO
|
4. AZIS GAGAP
|
|
1. DENNI
CAGUR
|
2. WENDI CAGUR
|
3. RAPI AHMAD
|
4. BILLY
|
|
1.
C.RONALDO
|
2. L.MESSI
|
3. SUAREZ
|
4. NEYMAR
|
5. Setelah
selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh sungguh. (waktu 20 menit)
6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Pendidik, memerintahkan peserta
didik untuk membentuk kembali kelompok ahli danmemberi kesempatan kepada
kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. (waktu 20 menit)
Hasil Diskusi Tim Ahli (1)
Aljabar Matriks
1.
Kesamaan Matriks
Dua
matriks dan matriks yang berukuran sama (memiliki jumlah baris dan
kolom yang sama), dikatakan sama jika dan hanya jika . Sebagai contoh,
,
jika dan hanya jika x = 2, y = -1, r = 0, s = 4, u = 8, dan v = 3.
jika dan hanya jika x = 2, y = -1, r = 0, s = 4, u = 8, dan v = 3.
2.
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua
buah matriks A dan B yang berukuran sama dapat
dijumlahkan/dikurangkan untuk menghasilkan matriks C yang unsur-unsurnya merupakan hasil penjumlahan/pengurangan dari
unsur matriks A dan B yang bersesuaian. Secara matematis,
jika A dan B adalah dua matriks yang berukuran sama, maka dengan
3.
Perkalian Matriks dengan Skalar
Perkalian
matriks A dengan skalar k akan menghasilkan sebuah matriks baru B yang unsur-unsurnya diperoleh dengan
mengalikan unsur-unsur matriks A
dengan k. Jadi, B = kA.
4.
Perkalian dua Matriks
Jika
sebuah matriks berukuran dan sebuah matriks berukuran , maka perkalian
matriks A dengan matriks B, yaitu C = AB, didefinisikan sebagai
,
dengan
matriks C berukuran Perkalian dua matriks dapat dilakukan jika dan
hanya jika banyaknya kolom A sama
dengan banyaknya baris B.
Untuk
dan , diperoleh .
Berbeda
dengan aljabar bilangan biasa, perkalian matriks pada umumnya tidak komutatif.
Akan tetapi, hukum asosiatif dan distributif tetap berlaku:
A(BC)= (AB)C, A(B + C)
= AB + AC, (A + B)C
= AC + AC.
Sebuah matriks A dapat dikalikan dengan dirinya sendiri
jika dan hanya jika A adalah matriks bujur sangkar. Ungkapan AA biasanya ditulis . Dengan cara yang
sama, , dan sebagainya.
5. Matriks
Transpos
Untuk matriks A dapat dilakukan operasi transposisi, yaitu mengganti baris dengan
kolomnya sehingga diperoleh
matriks baru. Matriks baru sebagai hasil transposisi ini dinamakan transpose dari A dan dinyatakan dengan Dengan demikian, jika maka
Sebagai contoh, jika
maka .
Sifat-sifat matriks transpos: , , dan
Untuk
matriks kompleks, yaitu matriks yang unsur-unsurnya bilangan kompleks, terdapat
operasi konjugat kompleks dan konjugat hermite.
Operasi konjugat kompleks pada
matriks kompleks C yang dinyatakan
dengan akan menghasilkan matriks baru B yang elemen-elemennya adalah konjugat
kompleks dari C. Jadi, Matriks dikenal sebagai matriks konjugat kompleks dari
C.
Operasi konjugat hermite pada
matriks kompleks C merupakan
kombinasi dari operasi konjugat kompleks dan transposnya sehingga sehingga
menghasilkan matriks baru B. Dengan
demikian, atau . Elemen-elemen matriks
B adalah . Matriks B ini dikenal sebagai matriks konjugat
hermite dari C.
Sebagai
contoh, jika
maka .
Hasil Diskusi Tim Ahli (2)
Matriks-matriks Khusus
Matriks
bujur sangkar, matriks baris, dan matriks kolom biasanya dikelompokkan ke dalam
matriks khusus. Ada beberapa matriks khusus yang lain, yaitu:
1)
Matriks diagonal, yaitu matriks yang
semua unsurnya nol kecuali unsur-unsur yang terletak pada diagonal utama.
Contoh,
.
Jumlah
semua unsur diagonal utama sebuah matriks bujur sangkar dinamakan trace matriks yang bersangkutan.
2)
Matriks segitiga, yaitu matriks bujur
sangkar yang semua unsurnya terletak di bawah atau di atas diagonal utama sama
dengan nol. Jika unsur-unsur nol terletak di bawah diagonal utama, biasanya
disebut matriks segitiga atas. Sebaliknya, jika unsur-unsur nol terletak di
atas diagonal utama disebut matriks segitiga bawah.
3)
Matriks satuan, yaitu matriks bujur
sangkar yang semua unsurnya pada diagonal utama sama dengan 1, sedangkan
unsur-unsur yang lain sama dengan nol. Matriks satuan biasanya diberi simbol I. Sebagai contoh,
.
4)
Matriks nol, yaitu matriks yang
unsur-unsurnya sama dengan nol dan biasanya diberi simbol O. Untuk matriks A yang
ukurannya sama dengan O, berlaku dan
5)
Matriks simetri, yaitu matriks bujur
sangkar yang memenuhi sifat Jika A
disebut matriks taksimetri.
6)
Matriks kofaktor, yaitu matriks yang
didefinisikan sebagai .
Jika
maka , dengan
, , dan seterusnya.
7) Matriks
adjoint, yaitu matriks yang diperoleh dari transpose matriks kofaktor. Jadi, .
Untuk , , dan .
8)
Jika , matriks A dikatakan self-adjoint.
9)
Jika matriks A
dikatakan involuntary.
10)
Jika , matriks A dinamakan matriks real.
11)
Jika matriks A
dinamakan matriks orthogonal.
12)
Jika , matriks A dinamakan matriks hermite.
13)
Jika matriks A
dinamakan matriks uniter.
14)
Jika matriks A
dinamakan matriks imajiner murni.
Jika matriks A
dinamakan matriks idempotent (indepotent
matrix).
Hasil Diskusi Tim Ahli (3)
Untuk setiap matriks
bujur sangkar A terdapat nilai
karakteristi yang dikenal sebagai determinan, biasa ditulis det (A) atau . Determinan matriks A ditulis sebagai
.
Jika matriks A dengan det (A) = 0, A disebut matriks
singular. Sebaliknya, jika det (A) , A disebut matriks taksingular.
Minor
Jika baris ke-j dan kolom ke-k pada
determinan yang disajikan di atas dihilangkan, kemudian dibentuk sebuah
determinan dari unsur-unsurnya yang tertinggal, akan diperoleh determinan baru
yang terdiri atas (n-1) baris dan (n-1) kolom. Determinan baru ini
merupakan minor dari unsur dan dinyatakan dengan ungkapan . Sebagai contoh,
maka minor unsur adalah , yaitu
.
Jika minor dari dikalikan dengan hasilnya dinamakan kofaktor dari dan dinyatakan dengan . Jadi,
.
Untuk menentukan determinan matriks A dapat digunakan ekspansi Laplace yang
menyatakan bahwa nilai determinan merupakan jumlah dari hasil kali unsur-unsur
pada suatu baris (atau suatu kolom) dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian.
Secara matematis,
, untuk sembarang j.
Sebagai contoh, kita akan menghitung
Untuk j
=1, diperoleh
,
dengan dan . Jadi,
.
Sifat-sifat
Determinan
1)
Nilai determinan tidak berubah apabila
baris dan kolomnya dipertukarkan. Jadi,
2)
Jika semua unsur dari suatu baris (atau
kolom) adalah nol, determinan matriks itu sama dengan nol.
3)
Jika semua unsur dari suatu baris (atau
kolom) adalah nol, kecuali satu unsur, determinannya sama dengan hasil kali
unsur itu dengan kofaktornya.
4)
Pertukaran dua baris atau dua kolom
sembarang akan mengubah tanda determinan.
5)
Jika semua unsur dalam suatu baris (atau
kolom) dikalikan dengan sebuah bilangan, determinannya juga dikalikan dengan
bilangan itu.
6)
Jika dua baris (atau kolom) sama atau
sebanding, determinannya sama dengan nol.
7)
Jika setiap unsur dalam suatu baris (atau
kolom) sebuah determinan merupakan jumlah dua suku, determinannya dapat
dinyatakan sebagai jumlah dua determinan yang berukuran sama.
8)
Jika kita mengalikan unsur-unsur suatu
baris (atau kolom) dengan sebuah bilangan kemudian dijumlahkan dengan
unsur-unsur yang bersesuaian dengan suatu baris (atau kolom) yang lain, nilai
determinannya tetap.
9)
Jika A
dan B dua matriks bujur sangkar yang
berukuran sama, maka
10) Jumlah
dari hasil kali unsur-unsur dalam suatu baris (atau kolom) dengan
kofaktor-kofaktornya dari baris (atau kolom) lainnya adalah nol. Secara
matematis,
atau , jika
Jika , hasilnya sama dengan
Hasil Diskusi Tim Ahli (4)
Jika pada matriks bujur
sangkar A terdapat matriks B sehingga AB = I, dengan I adalah matriks identitas, maka B dinamakan invers matriks A dan ditulis sebagai Jadi, jika A
adalah matriks bujur sangkar tak singular berorde-n, maka terdapat satu invers sehingga Invers matriks memiliki sifat, dan
Untuk menentukan invers
matriks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: metode reduksi baris dan metode
determinan.
Metode
Reduksi Baris
Untuk memberi gambaran penerapan metode
reduksi baris, diandaikan kita akan menghitung invers matriks A. Dengan mengingat sifat-sifat matriks
satuan I, A = IA. Selanjutnya,
dengan mereduksi A di ruas kiri
menjadi I maka ruas kanan akan
tereduksi menjadi B sehingga
menghasilkan I = AB. Jadi, B adalah invers
matriks A. Metode reduksi baris
terdiri atas operasi-operasi berikut:
·
menukarkan dua baris,
·
mengalikan sembarang baris dengan sebuah
tetapan dan
·
menjumlahkan atau mengurangkan dua baris
sembarang.
Untuk
memudahkan penulisan operasi reduksi baris, biasa digunakan notasi dan Notasi pertama menunjukkan baris-j dan baris-k dipertukarkan, sedangkan notas kedua artinya baris-j dikalikan dengan a kemudian dijumlahkan atau dikurangkan dengan b kali baris-k.
Metode
Determinan
Sebuah
matriks memiliki invers jika dan hanya jika Invers matriks A dapat ditentukan dengan rumus
7. Guru memberi evaluasi
Setelah presentasi (tim ahli)
selesai, pendidik memberi penjelasan mengenai materi – materi yang telah di
tugaskan kepada peserta didiknya, serta memberi soal – soal latihan sebagai
alat untuk mengetes sejauh mana pemahaman peserta didiknya mengenai materi yang
telah ditugaskan. (waktu 15 menit)
1. Tentukan hasil dari setiap
operasi matriks berikut :
a.
b.
c.
2. Tentukan determinan dari suatu matriks berikut
a.
b.
c.
3. Dari soal nomor 2, maka tentukanlah setiap invers dari
matriks tersebut.
4. Tentukan hasil matriks berikut
a. + 2
b. -4
8. Penutup
Pendidik
memeriksa setiap jawaban peserta didiknya mengenai soal yang diberikan. Dan
memberi tugas (PR), untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
Matriks, serta mengakhiri pembelajaran.
1. Tentukan determinan beserta
invers matriks berikut
a.
b.
c.
d.
2. Tentukan hasil matriks berikut
a. - 3
b.
Komentar
Posting Komentar